Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pembunuhan Capres Ekuador, Polisi Tangkap 6 Warga Kolombia dan Sita 5 Senapan hingga Granat

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 11 Agustus 2023 |19:56 WIB
Pembunuhan Capres Ekuador, Polisi Tangkap 6 Warga Kolombia dan Sita 5 Senapan hingga Granat
Polisi tangkap 6 pelaku pembunuhan capres Ekuador (Foto: Reuters)
A
A
A

QUITO – Transformasi Ekuador menjadi pusat perdagangan narkoba utama dan gelombang kekerasan selama tiga tahun berikutnya membebani negara tersebut setelah pembunuhan seorang calon presiden (capres) yang pekerjaan seumur hidupnya adalah memerangi kejahatan dan korupsi.

Polisi Ekuador mengatakan telah menanggkap enam pria Kolombia pada Kamis (10/8/2023) waktu setempat sehubungan dengan penembakan fatal Fernando Villavicencio sehari sebelumnya di ibu kota, Quito. Dia bukan calon terdepan dalam pemilihan, tetapi pembunuhannya di siang bolong kurang dari dua minggu sebelum pemilihan presiden khusus menggarisbawahi tantangan yang akan dihadapi pemimpin Ekuador berikutnya dalam setiap upaya untuk mengekang geng dan kartel yang aktivitasnya telah merenggut ribuan nyawa.

Laporan penangkapan pria yang dkutip oleh The Associated Press menunjukkan bahwa pria tersebut ditangkap bersembunyi di sebuah rumah di Quito.

Menurut laporan itu, aparat penegak hukum menyita empat senapan shotgun, senapan rifle 5,56 mm, amunisi, tiga granat, kendaraan dan satu sepeda motor.

Laporan polisi tidak mengatakan apakah warga Kolombia itu adalah anggota kelompok kriminal. Namun Zapata, yang membenarkan penangkapan beberapa orang asing tanpa menyebutkan kewarganegaraan mereka, mengatakan para tersangka terkait dengan kejahatan terorganisir.

Menteri Dalam Negeri Ekuador Juan Zapata menggambarkan pembunuhan itu sebagai "kejahatan politik yang bersifat teroris" yang bertujuan menyabotase pemilu 20 Agustus.

Sebelumnya, Villavicencio, 59, mengatakan dia diancam oleh afiliasi kartel Sinaloa Meksiko, salah satu dari banyak kelompok kejahatan terorganisir internasional yang sekarang beroperasi di Ekuador. Dia mengatakan kampanyenya merupakan ancaman bagi kelompok-kelompok tersebut.

“Rakyat Ekuador menangis, dan Ekuador terluka parah,” kata Patricio Zuquilanda, penasihat kampanye Villavicencio, dikutip Time.

Dengan hampir 400 mil (640 kilometer) pantai Pasifik, pelabuhan pelayaran dan beberapa ekspor utama, Ekuador telah diubah oleh para penyelundup internasional dari pemain kecil dalam bisnis narkoba menjadi pusat regional besar untuk penyelundupan kokain.

Perebutan kekuasaan dan wilayah yang semakin intensif sejak pandemi telah membuat kartel narkoba bertempur di antara mereka sendiri dan merekrut geng-geng lokal dan bahkan merekrut anak-anak, membuat warga Ekuador terguncang oleh kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Ekuador memiliki kemalangan geografis karena terjepit di antara Kolombia dan Peru, dua produsen kokain terbesar di dunia, dan yang mendasari itu semua adalah tingkat kelemahan institusional tertentu dalam peradilan, polisi, dan militer,” kata Cynthia Arnson, seorang peneliti terkemuka. di Wilson Center yang berbasis di Washington dan seorang ahli di Amerika Latin.

Dia menambahkan pembunuhan itu menunjukkan "aktor kriminal yang kemungkinan besar terkait dengan kejahatan terorganisir di Ekuador merasa bahwa mereka dapat bertindak tanpa hukuman, bahkan sampai membunuh kandidat politik antikorupsi."

Kepolisian Nasional negara itu menghitung 3.568 kematian akibat kekerasan dalam enam bulan pertama tahun ini, jauh lebih banyak dari 2.042 yang dilaporkan selama periode yang sama pada 2022. Tahun itu berakhir dengan 4.600 kematian karena kekerasan, tertinggi di negara itu dalam sejarah dan dua kali lipat totalnya pada 2021.

Baru bulan lalu, wali kota kota pelabuhan Manta ditembak mati. Presiden Guillermo Lasso kemudian mengumumkan keadaan darurat yang meliputi dua provinsi dan sistem penjara negara itu dalam upaya untuk membendung kekerasan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement