Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Pilu Korban Pembantaian Tambun Sungai Angke

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Minggu, 13 Agustus 2023 |08:04 WIB
Kisah Pilu Korban Pembantaian Tambun Sungai Angke
Beberapa makam korban pembantaian Belanda di Tambun Sungai Angke. (Foto: Dok Okezone)
A
A
A

Dengan meringis dan masih bernyawa, Solih dengan memegangi ususnya agar tidak tercerai melihat sendiri ayah angkatnya roboh ditembus timah panas. Syaifulloh, cucu Paisyah, menceritakan bahwa saat itu warga desa yang lain tak ada yang berani menolong Solih.

“Waktu itu kan orang laki semua yang dibantai. Tinggal warga perempuan semua. Sampai malam tentara Belanda masih di sekitar kampung. Itu si Solih yang bersandar di bawah pohon, meringis minta tolong, minta minum, haus katanya,” timpal Syaifulloh.

“Tapi enggak ada yang berani menolong. Masih pada takut sama Belanda. Semalaman dia bersandar di bawah pohon, sampai besoknya udah enggak bernyawa. Mungkin dia meninggal kehabisan darah,” pungkasnya.

Ini hanya satu petikan kisah yang selama ini tercecer dan bisa dibilang belum terungkap dari sebuah kawasan di pinggir timur Kota Jakarta di masa revolusi 1945-1949. Kisah yang menyerupai pembantaian lebih dari 400 warga sipil di Rawagede.

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement