LAHAINA - Kebakaran hutan Maui di Hawaii telah menewaskan setidaknya 93 orang, menjadikannya kebakaran hutan paling mematikan di Amerika Serikat (AS) dalam lebih dari satu abad. Jumlah total korban kemungkinan akan meningkat saat anjing-anjing pencari menjelajahi reruntuhan kota resor bersejarah Lahaina yang luluh lantak akibat bencana itu.
Penyebab kebakaran hutan Hawaii, yang dimulai pada Selasa, (8/8/2023) malam, masih belum diketahui. Gubernur Hawaii Josh Green pada Minggu, (13/8/2023) menyebut bagian pulau Maui yang hancur akibat kebakaran hutan sebagai "zona perang".
Beberapa hari setelah kebakaran, petugas pemadam kebakaran masih berjuang melawan kobaran api, dan anjing-anjing mencari-cari korban di reruntuhan kota yang hangus untuk mencari korban sementara para penyintas dan pejabat bergulat dengan skala bencana.
"Saat ini, kami masih dalam pergolakan fase akut pemulihan ini, artinya kami masih memulihkan hilangnya nyawa yang tragis," kata Green kepada MSNBC pada hari Minggu. "Kami berada di 93 (korban jiwa) sekarang ... ini zona perang, tapi bantuannya luar biasa."
Green kembali bersumpah untuk menyelidiki tanggapan terhadap kobaran api dan sistem pemberitahuan darurat setelah beberapa warga mempertanyakan apakah lebih banyak yang bisa dilakukan untuk memperingatkan mereka.
Presiden Joe Biden pada Minggu mengatakan kepada wartawan yang menanyakan apakah dia berencana untuk mengunjungi Maui dalam beberapa hari mendatang, "kami sedang menyelidikinya". Meski terkadang menggembirakan para korban, kunjungan presiden membebani upaya pemulihan dengan kebutuhan logistik dan keamanan mereka.
Korban tewas menjadikan kobaran api sebagai bencana alam terburuk di Hawaii, melampaui tsunami yang menewaskan 61 orang pada 1960, setahun setelah Hawaii menjadi negara bagian AS.
Korban tewas juga melebihi kebakaran tahun 2018 di kota Paradise, California, di mana 86 orang tewas, dan merupakan yang tertinggi dari kebakaran hutan AS sejak 1918, ketika 453 orang tewas dalam kebakaran Cloquet di Minnesota dan Wisconsin, menurut data dari National Fire Protection Association.
Pejabat telah mengamankan 1.000 kamar hotel untuk orang-orang yang kehilangan rumah dan mengatur properti sewaan untuk dijadikan perumahan tanpa biaya bagi keluarga, kata Green pada hari Sabtu. Lebih dari 1.400 orang telah dibawa ke tempat penampungan darurat.
Ratusan orang masih hilang, meski jumlah persisnya tidak jelas.
Pejabat mulai mengizinkan penduduk kembali ke Maui barat pada Jumat, (11/8/2023) meskipun zona kebakaran di Lahaina tetap dibarikade. Gubernur mengatakan daerah itu adalah situs berbahaya karena asap berbahaya dari reruntuhan yang membara.
Biaya untuk membangun kembali Lahaina diperkirakan mencapai USD5,5 miliar, menurut Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), dengan lebih dari 2.200 bangunan rusak atau hancur dan lebih dari 2.100 acre (850 hektar) terbakar.
(Rahman Asmardika)