Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Setidaknya 30 Orang Hilang Setelah Longsor Landa Tambang Giok Myanmar

Rahman Asmardika , Jurnalis-Senin, 14 Agustus 2023 |18:33 WIB
Setidaknya 30 Orang Hilang Setelah Longsor Landa Tambang Giok Myanmar
Foto: Tarlin MG.
A
A
A

YANGON - Setidaknya 30 orang dilaporkan hilang setelah tanah longsor melanda tambang batu giok di Myanmar utara.

Kota pegunungan Hpakant di negara bagian Kachin adalah rumah bagi tambang batu giok terbesar dan paling menguntungkan di dunia.

Banyak dari mereka yang terkena dampak diyakini adalah penduduk setempat yang menggali lumpur di sepanjang tebing, banyak di antaranya bekerja dan tinggal di lubang tambang yang ditinggalkan.

Tanah longsor yang mematikan biasa terjadi di daerah tersebut ketika hujan lebat melanda Myanmar antara Mei dan Oktober. Setidaknya 162 orang meninggal akibat tanah longsor di kawasan yang sama pada Juli 2020, sementara kecelakaan pada 2015 menyebabkan lebih dari 110 orang tewas.

Operasi penambangan terhenti karena musim hujan. Namun, banyak dari mereka yang terjebak dalam kecelakaan, yang terjadi pada Minggu, (13/8/2023) sekira pukul 15.30 waktu setempat, adalah pemulung independen yang ingin menemukan batu giok.

Hujan deras telah melonggarkan tumpukan tanah yang sangat besar dengan ketinggian lebih dari 150m, yang tersisa dari penggalian oleh perusahaan pertambangan, mengirimkan tanah dan puing-puing meluncur ke bawah tebing dan menyapu para penambang.

Para penyintas juga menggambarkan dinding lumpur, bebatuan, dan air banjir membanjiri mereka saat mereka menggali batu giok.

Lanskap di bagian Myanmar ini dipenuhi dengan ratusan tambang yang tidak diatur. Ini menarik sejumlah besar pekerja migran dari bagian lain negara itu yang datang untuk mencari batu giok, yang sebagian besar akhirnya dijual di China.

Seorang pekerja penyelamat mengatakan kepada Associated Press bahwa 34 orang hilang, sementara delapan orang terluka dan dibawa ke rumah sakit pada Minggu.

Dia mengatakan upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan, tetapi beberapa penambang telah kembali ke lokasi dengan harapan menemukan batu giok.

"Kami belum menemukan mayat," kata petugas penyelamat, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia takut ditangkap oleh militer.

Penambangan giok merupakan sumber pendapatan penting bagi pemerintah militer Myanmar. Itu juga membiayai Tentara Kemerdekaan Kachin, sebuah kelompok etnis bersenjata.

Selama bertahun-tahun, militer dan pemberontak Kachin berjuang untuk menguasai bagian Negara Bagian Kachin ini karena tambang batu gioknya, yang diperkirakan bernilai sekira USD30 miliar setahun.

Sering terjadi pertempuran di sana sebelum dan sesudah kudeta militer pada 2021, yang menggulingkan pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement