Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menguak Isi Naskah Proklamasi Versi Sutan Sjahrir yang Berujung Dibuang

Solichan Arif , Jurnalis-Rabu, 16 Agustus 2023 |06:04 WIB
Menguak Isi Naskah Proklamasi Versi Sutan Sjahrir yang Berujung Dibuang
Sutan Sjahrir sempat membuat naskah proklamasi yang batal dibacakan. (Foto: Dok Ist)
A
A
A

SUTAN SJAHRIR yang sejak 15 Agustus 1945 menginginkan kemerdekaan segera diproklamirkan, telah menyusun teks proklamasi kemerdekaan.

Pada malam 16 Agustus 1945 di rumah Laksamana Maeda, teks karangan Sjahrir bahkan sempat didiskusikan. Namun, pada akhirnya teks proklamasi itu batal dibacakan.

Malam itu Sjahrir mengambil sikap pasif. Dia menolak bergabung lantaran pemikirannya soal Proklamasi Kemerdekaan sudah tak sejalan dengan Bung Karno dan Bung Hatta.

“Namun teks ini (karangan Sutan Sjahrir) langsung dibuang,” tulis Lambert Giebels dalam buku ‘Soekarno Biografi 1901-1950’.

Sutan Sjahrir yang kelak menjadi perdana menteri pertama Indonesia lebih dulu mendengar kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Sjahrir menyampaikan informasi gembira itu kepada Soekarno dan Bung Hatta, namun keduanya masih belum percaya sepenuhnya.

 BACA JUGA:

Bersama dengan Subardjo, Bung Karno dan Bung Hatta mengonfirmasi kebenaran kabar Sjahrir kepada Laksamana Maeda. Jawaban Maeda tidak jelas, dengan alasan pihaknya belum mendapat konfirmasi resmi. Maeda meminta sabar menunggu. Petinggi Angkatan Laut Jepang itu juga menganjurkan Soekarno dan Hatta bekerja seperti biasa di PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

“Soekarno maupun Hatta tampak gelisah dan terguncang serta kecewa,” kata Benedict Anderson dalam Java in a Time of Revolution.

Sementara di hari yang sama, yakni 15 Agustus 1945 Sjahrir sudah tidak sabar. Dia keukeuh Proklamasi Kemerdekaan harus segera dikumandangkan.

Dikutip dari ‘Sjahrir Politik dan Pengasingan di Indonesia’, Sutan Sjahrir mengatakan, semua pesan telah disampaikan ke semua pos penting di Pulau Jawa bahwa proklamasi akan dikumandangkan setelah pukul lima petang hari itu.

BACA JUGA:

Kisah Soekarno-Hatta Pulang dari Dalat Vietnam Diangkut Pesawat Pengebom Kuno 

Di Batavia atau Jakarta, demonstrasi akan dipusatkan di lapangan Gambir. Ribuan orang telah disiapkan. Stasiun radio dan kantor polisi militer (Kempei) akan direbut.

Sjahrir juga sudah menyiapkan naskah Proklamasi Kemerdekaan yang ia tulis sehari sebelumnya, yakni 14 Agustus 1945. Teks proklamasi kemerdekaan yang akan dibaca Soekarno itu telah disampaikan secara sembunyi-sembunyi kepada para aktivis pergerakan di kantor surat kabar Domei dan stasiun radio untuk diterbitkan dan disiarkan.

Namun, persis sebelum pukul enam petang 15 Agustus 1945, datang kabar dari Soekarno yang intinya belum bisa mengumumkan proklamasi kemerdekaan.

“Dia (Soekarno) belum dapat mengumandangkan proklamasi, dan menginginkan penundaan selama sehari”.

Sjahrir seketika kecewa sekaligus marah kepada Soekarno. Lalu bagaimana dengan teks Proklamasi Kemerdekaan yang sudah ditulisnya?

Kepada peneliti asing George Kahin pada 15 Februari 1949, Sjahrir mengatakan, seingatnya teks proklamasi kemerdekaan itu diketik dengan panjang 300 kata.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement