Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ternyata Ini Sederet Penyebab Kualitas Udara Jabodetabek Sangat Buruk

Destriana Indria Pamungkas , Jurnalis-Senin, 21 Agustus 2023 |15:24 WIB
Ternyata Ini Sederet Penyebab Kualitas Udara Jabodetabek Sangat Buruk
Ilustrasi kualitas udara di Jabodetabek yang kini sedang mendapat sorotan (Foto: Dok Istimewa/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Ternyata ini sederet penyebab kualitas udara Jabodetabek sangat buruk yang dipaparkan oleh para pejabat negara. Seperti yang diketahui, isu kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini naik daun karena dilaporkan memburuk.

Berdasarkan pantauan melalui laman IQAir, per Sabtu (19/8/2023) kualitas udara di Jakarta mencapai 144 AQI US dengan polutan utama berada di angka PM 2.5.

Lantas, apa penyebab kualitas udara Jabodetabek sangat buruk?

Dilansir dari berbagai sumber, Senin (21/8/2023), Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas (ratas) pada 13 Agustus 2023 lalu di Istana Merdeka, membahas mengenai kualitas udara di Jabodetabek. Menurutnya, memburuknya kondisi udara terjadi karena adanya sejumlah faktor pendukung, yakni mulai dari musim kemarau hingga emisi dari transportasi.

“Beberapa faktor yang menyebabkan situasi ini, antara lain kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi, serta pembuangan emisi dari transportasi, dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur,” kata Presiden Jokowi.

 BACA JUGA:

Terkait hal ini, Presiden Jokowi telah meminta jajarannya untuk melakukan intervensi secepatnya guna meningkatkan kualitas udara Jabodetabek. Seperti melakukan rekayasa cuaca, percepatan penerapan batas emisi Euro 5 dan 6, membuka lebih banyak ruang terbuka hijau, hingga menerapkan hybrid working untuk para pekerja.

Sementara itu, Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam ratas di Istana Merdeka menjelaskan penyebab pencemaran udara ini disebabkan oleh banyaknya kendaraan bermotor. Pasalnya, berdasarkan data tahun 2022 setidaknya ada sebanyak 24,5 juta kendaraan bermotor di mana 19,2 juta di antaranya adalah sepeda motor.

Siti Nurbaya juga menampik isu polusi udara yang disebabkan oleh PLTU Suralaya, Cilegon, karena berdasarkan hasil analisis pembuangan emisi tidak bergerak ke Jakarta melainkan ke Selat Sunda.

"Jadi bisa dikatakan bahwa bukan karena PLTU begitu ya, apalagi dilihat dari hasil studi penggunaan batubara berpengaruh ke Jakarta sih gak sampai 1%," ujarnya.

Demikian penjelasan ternyata ini sederet penyebab kualitas udara Jabodetabek sangat buruk.

(HAFID)

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement