AUSTRIA - Jenazah seorang pria yang diyakini telah meninggal lebih dari 20 tahun lalu ditemukan di gletser pegunungan Alpen yang mencair dengan cepat di provinsi Tyrol, Austria.
Polisi mengatakan seorang pemandu gunung menemukan mayat itu minggu lalu di ketinggian 2.900 m (9.500 kaki) di atas gletser Schlatenkees di East Tyrol.
Sebuah ransel ditemukan di dekatnya berisi kartu bank dan SIM. Polisi menggunakan helikopter untuk membantu mengambil jenazah tersebut.
Polisi menduga pria tersebut berasal dari Austria dan berusia 37 tahun saat meninggal.
Tes DNA sedang dilakukan untuk memastikan identitasnya. Juru bicara kepolisian Christian Viehweider mengatakan kepada BBC News bahwa diperlukan waktu beberapa minggu sebelum hasil tes tersebut diketahui.
“Agak tidak biasa untuk menemukan dua penemuan serupa di gletser dalam waktu sesingkat itu,” terangnya.
Dia mengatakan sekitar 45 orang, yang hilang di Pegunungan Alpen Austria sejak 1964, masih belum ditemukan.
Pria yang membawa perlengkapan touring ski itu diyakini mengalami kecelakaan pada 2001.
Schlatenkees dianggap sebagai salah satu gletser yang paling cepat mencair di negara ini. Dalam laporannya pada 2021/2022, Austrian Alpine Club menyebutkan itu adalah gletser dengan kerugian terbesar yang pernah tercatat yaitu 89,5m.
April lalu Austrian Alpine Club menyebut pencairan gletser di Austria mencapai rekor tertinggi. Dikatakan bahwa mereka belum pernah mencatat penyusutan gletser sebesar ini sejak sejarah pengukurannya dimulai pada 1891.
Ada beberapa penemuan serupa di gletser Alpen yang menyusut dengan cepat pada musim panas ini karena pencairan es mengungkap rahasia yang telah lama terpendam.
Pada Juni lalu, seorang pendaki menemukan sisa-sisa manusia dan tulang belulang di gletser yang sama di Tyrol, di kelompok pegunungan Venediger. Jenazahnya diyakini telah berada di Schlatenkees selama beberapa dekade. Tes DNA sedang dilakukan.
Di Swiss, jasad seorang pendaki Jerman – yang hilang sejak 1986 – ditemukan di gletser dekat gunung Matterhorn bulan lalu. Ditemukan oleh pendaki gunung yang melintasi gletser Theodul di atas Zermatt.
Mereka melihat sepatu hiking dan crampon muncul dari es.
Analisis DNA menunjukkan bahwa jenazah tersebut adalah seorang pendaki Jerman, yang menghilang 37 tahun lalu. Operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran pada saat itu gagal menemukan jejaknya.
Polisi tidak menyebutkan nama pendaki tersebut tetapi mengatakan bahwa dia berusia 38 tahun ketika dia hilang saat mendaki.
Swiss dan Austria mengalami kondisi yang sangat panas pada musim panas ini dan terdapat kekhawatiran akan masa depan gletser Alpen yang merupakan kunci bagi lingkungan Eropa.
Salju musim dingin yang disimpan oleh gletser memenuhi sungai-sungai di Eropa seperti Rhine dan Danube, menyediakan air untuk tanaman, atau untuk mendinginkan pembangkit listrik tenaga nuklir.
(Susi Susanti)