“Sebagai imbalannya, Jepang kemungkinan besar akan menolak kritik ini, namun kemungkinan besar mereka tidak akan melakukan sesuatu yang provokatif," kata James DJ Brown, seorang profesor yang berspesialisasi dalam kebijakan luar negeri Jepang di kampus Temple University di Jepang.
“Meskipun pemerintah Jepang sangat prihatin dengan apa yang mereka lihat sebagai tindakan agresif Partai Komunis Tiongkok, mereka memahami bahwa demi menjaga stabilitas hubungan dengan tetangga mereka yang lebih besar, mereka memahami kepentingan mereka,” tambahnya.
Namun mungkin tidak perlu menunggu lama. Beberapa pengamat percaya bahwa Tiongkok mungkin tidak akan mematuhi larangan tersebut.
“Kesulitan ekonomi Tiongkok yang semakin meningkat dapat berarti bahwa larangan apa pun akan bersifat relatif singkat dan sempit, sehingga dapat membatasi dampak negatif terhadap importir Tiongkok dan sentimen bisnis,” ujar Thomas.
Korea Selatan (Korsel) juga sudah lama melarang beberapa makanan laut Jepang. Namun pada Kamis (24/8/2023), pemerintahnya memberikan reaksi yang lebih tenang.
Perdana Menteri Han Duck-soo mengatakan yang penting sekarang adalah apakah Jepang, seperti yang dijanjikan kepada masyarakat internasional, secara ketat mengikuti standar ilmiah dan memberikan informasi secara transparan.
Seoul dan Tokyo semakin dekat meskipun ada keluhan sejarah yang mendalam, bersatu dalam persekutuan mereka dengan Amerika Serikat (AS) sambil menghadapi ancaman dari Korea Utara dan Tiongkok.