“Melalui aspek-aspek asah, asih, asuh, dan pengayomian yang ditampilkan, kita diberi gambaran tentang bagaimana kepemimpinan yang memiliki integritas dapat membentuk masyarakat yang sejahtera dan harmonis,” tuturnya.
Dengan harmoni yang tercipta di atas panggung, pertunjukan ini tak hanya sekadar menghibur, tetapi juga menjadi pembelajaran bagi kita semua. Sebuah pengalaman yang menggetarkan jiwa dan mencerahkan pikiran, serta mengingatkan bahwa kearifan lokal kita memiliki tempat yang istimewa dalam pembangunan bangsa.
Pagelaran wayang kulit oleh MA ini digelar melalui luring dan daring juga acara live di media elektronik. BPIP dalam melestarikan budaya, kearifan lokal, dan warisan leluhur, turut merayakan HUT MA yang ke-78.
Hadir dalam pagelaran wayang kulit tersebut Deputi Bidang Pengkajian dan Materi Surahno, para Direktur Edi Subowo, Toto Purbiyanto, Aris Heru Utomo dan hadir pula beberapa pegawai BPIP yang antusias menjaga warisan budaya leluhur bangsa.
(Agustina Wulandari )