"Sebagian sudah meninggal ketika tiba di klinik," katanya, dikutip Antara.
Misi penjaga perdamaian PBB di Kongo timur, yang dikenal sebagai MONUSCO, menyampaikan duka cita melalui sebuah pernyataan dan menyatakan khawatir dengan ancaman kekerasan.
PBB mendukung otoritas Kongo untuk segera melakukan investigasi independen dan meminta otoritas agar bersikap manusiawi dalam memperlakukan orang-orang yang ditahan serta menghormati hak-hak mereka.
Misi PBB tersebut sudah menghadapi protes sejak 2022 yang sebagian dipicu oleh kekecewaan atas kegagalan misi tersebut dalam melindungi warga sipil dari kekerasan milisi yang sudah berlangsung puluhan tahun.
Pada Juli 2022, juga terjadi protes anti-MONUSCO yang menyebabkan lebih dari 15 orang tewas. Termasuk tiga anggota penjaga perdamaian di Goma dan Butembo.
(Susi Susanti)