JAKARTA - Di mana keberadaan Presiden Soekarno pada saat terjadinya G30S PKI? Setiap menginjak bulan September, tragedi berdarah yang menewaskan enam jenderal dan satu perwira TNI AD selalu menjadi buah bibir.
Para korban sebelumnya diculik pada malam 30 September 1965 oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan semuanya berakhir mengenaskan di sebuah sumur tua di kawasan Lubang Buaya.
Lebih dari setengah abad peristiwa itu terjadi, namun hingga saat ini masih menyisakan banyak pertanyaan. Salah satunya adalah di mana keberadaan Presiden Soekarno pada saat terjadinya G30S PKI?
Dilansir dari berbagai sumber, Jumat (8/9/2023), menurut kesaksian Kolonel CPM Maulwi Saelan selaku Wakil Komandan Resimen Cakrabirawa, pada malam kejadian penculikan tersebut Soekarno tengah menghadiri acara Musyawarah Nasional Teknik (Munastek) di Istora Senayan, Jakarta Pusat, hingga pukul 23.00 WIB.
Setelah acara tersebut selesai, RI-1 lalu pergi ke rumah istrinya, Ratna Sari Dewi, di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto. Pada saat itu Maulwi mendapatkan kabar bahwa saluran telepon ke istana telah diputus.
Merasa ada yang tidak beres, Maulwi pun dengan segera mengerahkan anggota DKP untuk memperketat kediaman istri Bung Karno tersebut dan mengamankan rute dari Wisma Yaso ke Istana Presiden.
Pada pagi harinya, tepatnya pada 1 Oktober 1965 pukul 06.30, Soekarno keluar dari kamar dan langsung masuk ke mobil. Dalam perjalanannya, sopir Soekarno yakni Letkol (Tituler) Soeparto mendapatkan kabar bahwa telah terjadi penembakan di kediaman Jenderal A.H Nasution.
Setelah mendapat kabar tersebut, rombongan terus melaju ke Istana Presiden. Namun, saat melintas di depan Hotel Indonesia muncul konfirmasi bahwa di Monas ada banyak pasukan tak dikenal dengan gerak-gerik mencurigakan.