Tiga hari setelah pasukan Rusia memasuki Ukraina tahun lalu, Presiden Volodymyr Zelensky mengajukan permohonan agar orang asing bergabung dengan Legiun Internasional negara tersebut. Ribuan orang ikut bergabung menjawab panggilan Zelensky, namun cerita tentang rekrutmen yang tidak siap, komandan yang tidak kompeten, dan kekalahan yang mengerikan segera bermunculan.
Legiun tersebut kemudian mengalihkan upaya perekrutannya hanya kepada veteran militer, namun para pejuang asing di Ukraina secara konsisten menggambarkan kondisi di garis depan sebagai “neraka,” dengan tingkat korban di beberapa unit dilaporkan mencapai 85%.
Sekira 12.000 tentara bayaran telah dikirim ke Ukraina sejak awal konflik, menurut perkiraan Kementerian Pertahanan Rusia pada Juli. Hingga Juli, hanya 2.200 orang yang masih berada di negara tersebut, dengan 5.000 orang terbunuh dan sisanya melarikan diri dari Ukraina, kata kementerian tersebut.
Namun, komandan Legiun Georgia, kelompok tentara bayaran asing lainnya, mengklaim pada Juni bahwa jumlah sebenarnya pejuang asing di Ukraina jauh lebih tinggi. Hampir 20.000 orang asing bertugas di Ukraina pada saat itu, kata Mamuka Mamulashvili kepada media Inggris, dan hampir 3.000 warga negara Inggris termasuk di antara mereka.
(Rahman Asmardika)