“TPT Jatim per Februari 2023 di angka 4,33 persen dan ini masih di bawah TPT Nasional sebesar 5,45 persen. Artinya pengangguran di Jawa Timur rata-ratanya lebih rendah daripada tingkat pengangguran terbuka nasional,” katanya.
Untuk itu, Khofifah mendorong para tenaga kerja untuk terus meng-upgrade kompetensi dan skill yang dimiliki agar sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri dan Kerja (Dudika).
Bahkan penyiapan ini harus dilakukan sejak di bangku sekolah, dimana sinkronisasi antara kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja harus linier. Agar setelah lulus, kompetensi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
“Maka teruslah membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja supaya link and match bisa kita bangun maksimal, sehingga seluruh kebutuhan tenaga kerja bisa kita maksimalkan pemenuhannya,” tuturnya.
Menurut Gubernur Khofifah, upaya untuk menurunkan TPT ini selain dengan mempertemukan pencari kerja dengan penyedia lapangan kerja. Namun juga harus diiringi dengan dukungan terhadap job creater atau pencipta lapangan pekerjaan, contohnya seperti start up.
“Jadi nanti lapangan pekerjaan akan terbuka lebih lebar dan beragam. Peluang warga Jatim untuk mendapat pekerjaan yang sesuai lebih besar lagi,” ucapnya.