“Ayah saya mengatakan kepada seorang jurnalis: kami akan membawa kapal Jepang itu dan kami keluar,” kenang Brian Young, 80, putra operator radio dan anggota kru Krait, Horrie Young, dikutip BBC.
"Kapal itu baru saja berbalik dan pergi, tanpa alasan. Mereka semua berterima kasih pada bintang keberuntungan mereka, kurasa,” lanjutnya.
Young, yang lahir ketika ayahnya sedang pergi untuk misi tersebut, mengatakan kepada BBC bahwa ayahnya jarang menceritakan pengalamannya di masa perang.
"Satu-satunya hal yang sering ayah saya katakan adalah, dia sangat menyesal karena masyarakat setempat yang disalahkan,” terangnya.
“Ayah saya dan teman-temannya sama saja: mereka tidak suka melihat apa pun yang dihias,” kata Young, mengingat rekannya sesama kru, Arthur “Joe” Jones, sering mengunjungi ayahnya untuk mengobrol. Mereka akan mengenang kenangan masa perang seperti mewarnai tubuh mereka untuk misi.
"Mereka mengatakan orang Jepang yang menghargai diri sendiri hanya perlu berada dalam jarak 100 meter untuk mengetahui bahwa kami bukan penduduk lokal yang berdarah-darah,” lanjutnya.
Sekitar 80 tahun kemudian, misi tersebut terus menarik imajinasi populer. Ini adalah subjek dari banyak buku, dokumenter, dan adaptasi TV dan film. Sedangkan Krait telah dipamerkan di Museum Maritim Nasional Australia di Sydney sejak 1988.