Namun dampak psikologisnya jauh lebih besar, mengingat pelabuhan tersebut dianggap sebagai benteng yang aman dan jauh dari jangkauan Sekutu.
Namun serangan tersebut juga menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan bagi penduduk sipil Singapura, setelah Sekutu membatalkan keputusan mereka untuk mempublikasikan operasi tersebut karena mereka berharap dapat melakukan serangan serupa di masa depan.
Tahanan yang ditahan di Penjara Changi pun diyakini bertanggung jawab, sehingga polisi militer Jepang menggerebek sel tersebut dan menginterogasi 57 tahanan pada 10 Oktober.
Lima belas dari mereka disiksa sampai mati dalam peristiwa yang dikenal sebagai Insiden Kesepuluh Ganda.
Pada 1944, pasukan beranggotakan 23 orang yang dipimpin oleh Lyon, yang saat itu menjabat sebagai letnan kolonel, berusaha mengebom pelabuhan lagi. Namun renacan itu diketahui oleh Jepang. Semuanya tewas dalam pertempuran atau kemudian dieksekusi.