NEW YORK – Keputusan hakim di New York, Amerika serikat (AS) menyatakan mantan Presiden AS Donald Trump "berulang kali" salah mengartikan kekayaannya sebesar ratusan juta dolar ke bank dan perusahaan asuransi.
Keputusan tersebut menyelesaikan tuntutan utama yang dibuat oleh Jaksa Agung New York dalam gugatan perdata terhadap mantan presiden tersebut. Ini artinya, Trump dianggap bertanggung jawab atas penipuan.
“Dokumen-dokumen di sini jelas berisi penilaian palsu yang digunakan terdakwa dalam bisnis,” tulis hakim, dikutip BBC.
Ini merupakan pukulan besar bagi Trump sebelum kasusnya disidangkan pada Senin (2/10/2023) depan.
Seorang pengacara Trump menyebut keputusan hakim tersebut sebagai "kegagalan keadilan" dalam sebuah pernyataan pada Selasa (26/9/2023) malam.
Seperti diketahui, Jaksa Agung Letitia James menggugat Trump pada September lalu, menuduhnya, dua putranya yang sudah dewasa, dan Trump Organization berbohong tentang kekayaan bersih dan nilai asetnya antara 2011 dan 2021.
James mengklaim para terdakwa mengeluarkan catatan bisnis dan laporan keuangan palsu untuk mendapatkan persyaratan yang lebih baik dalam pinjaman bank dan kesepakatan asuransi, dan untuk membayar pajak lebih sedikit.
Dalam persidangan saat ini yang akan menyelesaikan enam tuntutan yang tersisa dalam gugatannya, dia akan meminta denda sebesar USD250 juta dan larangan Trump melakukan bisnis di negara bagian asalnya.
Adapun sidang non-juri dijadwalkan akan dimulai 2 Oktober dan berlangsung setidaknya hingga Desember mendatang.
Dalam fase pra-sidang kasus yang dikenal sebagai putusan ringkasan, James telah meminta Hakim Arthur Engoron dari pengadilan negara bagian New York di Manhattan untuk memutuskan klaimnya.
Dia berpendapat bahwa menemukan fakta-fakta tertentu yang tidak dapat diperdebatkan akan mempercepat persidangan.
Sementara itu, pengacara Trump menyerukan agar gugatan tersebut dibatalkan, dengan alasan bahwa masyarakat tidak dirugikan oleh tindakan Trump dan pinjaman tersebut sudah terjadi sejak lama.
Trump membantah melakukan kesalahan dan pada hari Selasa menolak kasus di New York dan menyebutnya sebagai “perburuan penyihir” politik yang diajukan oleh jaksa penuntut yang bias terhadapnya. Dia menuduh hakim itu "sangat dipolitisasi".
Dalam sebuah pernyataan, pengacaranya mengatakan keputusan tersebut mengabaikan “prinsip dasar hukum, akuntansi dan bisnis”.
Sebagai bagian dari keputusan pada Selasa (26/9/2023), Trump Organization diperintahkan untuk membatalkan izin usahanya di New York. Lalu dalam waktu 10 hari, merekomendasikan pemantau independen yang dapat mengawasi proses tersebut.
Ini merupakan kerugian hukum bagi penduduk asli New York, yang kini tinggal di Florida, AS.
Keputusan hakim tidak akan membubarkan perusahaannya tetapi dapat mengakhiri kendalinya atas properti khas New York seperti Trump Tower dan Trump Building di 40 Wall Street.
Hakim Engoron pada Selasa (26/9/2023) juga menolak permintaan tim Trump untuk membatalkan kasus tersebut, dan secara terpisah mendenda lima pengacara Trump masing-masing sebesar USD7.500 karena membuat argumen yang telah ditolak oleh pengadilan.
Selama argumen di pengadilan pada Jumat (22/9/2023), seorang pengacara di kantor James mengatakan mantan presiden telah menandatangani pernyataan yang melebih-lebihkan penilaian yang ditawarkan oleh penilai yang disewa perusahaannya.
Namun pengacara Trump, Christopher Kise, berpendapat bahwa hal itu menunjukkan bahwa Trump adalah seorang "jenius dalam bidang investasi" dan "ahli dalam menemukan nilai ketika orang lain tidak melihat apa-apa".
Hakim Engoron tidak mempercayainya. Berulang kali melontarkan pertanyaan dan menyela Kise, Hakim pun terlihat kesal. Dia sempat membenturkan tinjunya ke bangku cadangan dan meninggikan suaranya.
“Anda tidak boleh membuat pernyataan palsu dan menggunakannya dalam bisnis – itulah yang dilarang oleh undang-undang ini,” katanya.
Ringkasan penilaiannya lebih jauh lagi, dengan alasan bahwa perilaku Trump lebih dari sekadar membual tentang kekayaannya dan bahwa dia dan perusahaannya telah berulang kali berbohong tentang urusan keuangannya.
“Di dunia tergugat, apartemen yang diatur sewanya bernilai sama dengan apartemen yang tidak diatur; tanah yang dibatasi nilainya sama dengan tanah yang tidak dibatasi; pembatasan dapat menguap begitu saja,” tulisnya.
“Itu adalah dunia fantasi, bukan dunia nyata,” lanjutnya.
Trump masih berusaha untuk menunda persidangan di New York dan telah menggugat hakim.
Pengadilan banding akan mengeluarkan keputusan minggu ini atas gugatan tersebut. Jika kasus ini tidak menguntungkannya, Trump harus memperjuangkan sisa kasusnya di pengadilan.
Ini hanyalah salah satu dari beberapa pertarungan hukum yang dia hadapi saat dia berkampanye untuk bertanding ulang dengan Presiden Joe Biden tahun depan dan kembali ke Gedung Putih.
Sebagai kandidat terdepan untuk memenangkan nominasi Partai Republik, ia juga menghadapi 91 dakwaan kejahatan dalam empat kasus pidana. Dia mengaku tidak bersalah dalam kasus tersebut.
(Susi Susanti)