Pada kesempatan itu, dia menjelaskan cara membuat gula merah dari bahan nira tebu menggunakan peralatan produksi sederhana. Metode yang digunakannya juga terbilang masih cukup tradisional mirip dengan pembuatan dodol.
"Cara bikinnya itu tebu diperas. Ditumbuk dulu, baru diperas lalu disaring lalu kita masak kemudian kita tunggu beberapa jam. Kalau sudah mau tua (warnanya/matang), kita kasih kemiri baru kita tuang di loyang," tutur Baharudin.
Meskipun menggunakan cara manual dan tradisional, kualitas gula merah yang dihasilkannya sangat baik sehingga memiliki harga jual yang terus naik dari awalnya Rp 7.500 per potong, kini menjadi Rp 10.000 per potong.
Baharudin menjelaskan keunggulan gula merah dari bahan nira tebu adalah aromanya yang khas sehingga akan menambah cita rasa makanan atau minuman yang ditambahkan gula tersebut.
"Kalau keunggulannya, kayak aromanya memang beda dengan gula tebu (gula putih) sama gula aren. Beda aroma," katanya seraya berharap Ganjar Pranowo bisa membantu menambah peralatan bagi para perajin gula merah ke depannya.
(Angkasa Yudhistira)