"Ini (televisi) enggak pernah saya setel, takutnya ada berita-berita, enggak disetel mulai seteleh kejadian itu, trauma, takut," katanya.
Ia bahkan masih takut ke Stadion Kanjuruhan untuk melakukan doa bersama. Sebab ketika ia ditemani kakak korban ke stadion, ingatan kengeriannya kembali muncul. Ia membayangkan bagaimana kondisi anaknya ketika di dalam stadion, yang membuat air matanya tak bisa berhenti menangisi kepergian Mitha.
“Enggak bisa ngomong. Kalau saya nangis, makanya kita enggak mau membayangkan, cuma ada grup, kalau enggak ngikut disalahkan, kalau ikut keringat terus ya opo itu," tukasnya.
(Qur'anul Hidayat)