NEW DELHI – Mahatma Gandhi adalah seorang aktivis yang mengusung Gerakan Kemerdekaan India melalui aksi damai tanpa kekerasan. Gandhi menjadi simbol anti-kekerasan di abad ke-20 dan dinominasikan beberapa kali dalam Penghargaan Nobel Perdamaian (the Nobel Peace Prize), namun tidak pernah memenangkannya.
Gandhi dinominasikan pada 1937, 1938, 1939, 1940, namun hingga di hari sebelum ia dibunuh pada Januari 1948, Gandhi belum pernah menerima Penghargaan Nobel tersebut. Hal ini akhirnya menjadi topik perdebatan selama bertahun-tahun.
Dilansir dari India Today, alasan di balik kegagalan Gandhi dalam menerima Nobel cukup kompleks dan beragam. Menurut Komite Nobel, Gandhi bukan seorang politisi atau pendukung hukum internasional. Gandhi terlalu memihak pada India dalam keterlibatannya menjaga perdamaian internasional.
Beberapa orang yang tergabung dalam Komite Nobel juga berpendapat bahwa cita-citanya dalam gerakan perdamaian hanya bersifat “India” saja dan tidak universal.
"Seseorang dapat mengatakan bahwa penting bahwa perjuangannya yang terkenal di Afrika Selatan adalah atas nama orang India saja, dan bukan atas nama orang kulit hitam yang kondisi kehidupannya lebih buruk lagi," ungkap Penasihat Komite Nobel Jacob S. Worm-Muller, sebagaimana dikutip dari NDTV.
Komite Nobel juga menyebutkan bahwa Gandhi “tidak konsisten” pada kampanye cinta damai dan anti-kekerasannya, seperti Gerakan Non-Kerja Sama pada 1920-1921 di mana kerumunan massa membakar kantor polisi dan bahkan membunuh banyak anggota polisi di Chauri Chaura, Gorakhpur.