Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

5 Kasus Penembakan Massal oleh Anak Dibawah Umur, Terbaru Anak 14 Tahun di Bangkok

Salsabila Fitirah Puteri , Jurnalis-Rabu, 04 Oktober 2023 |18:46 WIB
5 Kasus Penembakan Massal oleh Anak Dibawah Umur, Terbaru Anak 14 Tahun di Bangkok
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

BANGKOK - Kasus penembakan massal yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur semakin menjadi perhatian global setelah insiden terbaru di Bangkok, Thailand. Insiden ini mengingatkan kita pada serangkaian kasus serupa yang melibatkan anak-anak di bawah umur yang melakukan tindakan kekerasan dengan senjata api.

Dilansir dari beberapa sumber, berikut adalah lima kasus penembakan massal oleh anak di bawah umur yang menggemparkan dunia :

1. Penembakan Massal di Serbia (2023)

Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun melakukan serangan mengerikan di sebuah sekolah di Beograd pada Rabu, 3 Mei 2023, menewaskan delapan siswa dan seorang penjaga keamanan. Serangan ini terencana dengan cermat dan menyebabkan presiden Serbia mengumumkan langkah-langkah keras terkait kepemilikan senjata.

Dalam insiden tersebut, anak laki-laki tersebut menggunakan dua pistol yang dimiliki oleh ayahnya. Ia pertama kali menembak penjaga keamanan dan tiga anak perempuan di lorong sekolah, kemudian melanjutkan serangannya dengan menembak seorang guru dan beberapa teman sekelasnya yang sedang berada di kelas pelajaran sejarah. Menurut laporan polisi, guru dan enam murid menderita luka serius dan harus dirawat di rumah sakit, beberapa di antaranya mengalami luka yang mengancam jiwa.

2. Penembakan massal di Bangkok (2023)

Baru-baru ini seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun melepaskan tembakan di dalam Siam Paragon Mall yang menewaskan dua orang dan melukai lima lainnya sebelum berhasil ditangkap oleh pihak berwenang, pada 3 Oktober 2023. Diketahui pelaku sebelumnya telah dirawat karena masalah kesehatan mental.

Polisi melaporkan bahwa tersangka berhasil diamankan dalam waktu kurang dari satu jam setelah laporan awal tentang insiden penembakan di Siam Paragon Mall, yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar dan paling bergengsi di Bangkok. Meskipun kejadian kekerasan bersenjata bukanlah hal yang jarang terjadi di Thailand, kasus penembakan massal sendiri jarang terjadi.

3. Penembakan massal di sekolah Texas (2022)

Pada 25 Mei 2022, seorang pria berusia 18 tahun bersenjata menembak mati 19 siswa dan setidaknya dua orang dewasa, termasuk seorang guru, disebuah sekolah dasar di Texas. Kejadian ini menambah daftar panjang kasus penembakan massal di sekolah yang telah menghantui Amerika selama hampir dua dekade.

Penembakan massal di lingkungan sekolah telah menjadi isu darurat yang terus berulang di Amerika Serikat, dengan tercatat 26 kasus tahun lalu, menurut laporan dari publikasi pendidikan EdWeek.

4. Penembakan di Stoneman Douglas (2018) 

Seorang yang berstatus menjadi mantan siswa berusia 19 tahun dari SMA Marjory Stoneman Douglas, yang sebelumnya dikeluarkan dari sekolah karena pelanggaran disiplin, kembali ke sekolah di Parkland, Florida. Di sana, ia menggunakan senjata apinya dan mengakibatkan kematian 14 siswa dan tiga staf dewasa. 

Sebagai respons terhadap tragedi yang mengerikan ini, para siswa dari Stoneman Douglas memulai perjuangan mereka melawan kekerasan senjata di bawah gerakan bernama "March for Our Lives." Mereka berusaha untuk mendorong pengesahan undang-undang yang lebih ketat terkait kontrol senjata dan mengorganisir berbagai bentuk protes dan demonstrasi. Kampanye mereka juga menggunakan media sosial untuk memobilisasi ratusan ribu anak muda di seluruh Amerika.

5. Penembakan di SMA Santa Fe (2018)

Seorang siswa berusia 17 tahun bersenjata senapan dan pistol menewaskan sepuluh orang, termasuk delapan siswa, di Santa Fe, saat pembelajaran sedang berlangsung, pada 18 Mei 2018.

Setelah kejadian tragis ini, Gubernur Texas Greg Abbott mengeluarkan 40 rekomendasi, dengan fokus utama pada meningkatkan keamanan di sekolah dengan senjata dan meningkatkan pemeriksaan kesehatan mental untuk mengidentifikasi masalah anak-anak. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa kepemilikan senjata adalah sesuatu yang dihargai oleh banyak penduduk Texas, sehingga beberapa siswa SMA Santa Fe menolak hubungan antara tragedi penembakan ini dan perlunya regulasi senjata yang lebih ketat.

Kasus-kasus ini menyoroti pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental remaja, serta perlunya reformasi dalam regulasi kepemilikan senjata api di banyak negara. Penanganan masalah ini akan terus menjadi tantangan global dalam upaya mencegah tragedi penembakan massal oleh anak-anak di bawah umur.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement