Kebakarannya begitu hebat sehingga sampel DNA perlu digunakan untuk mengidentifikasi beberapa korban tewas.
Di lokasi jembatan layang tempat bus melakukan belokan terakhirnya, pagar pengaman hancur dan pecahan kaca tergeletak di aspal. Seorang pejalan kaki meletakkan bunga kuning.
Pihak berwenang mengatakan tidak ada tanda-tanda pengereman mendadak yang dilakukan bus tersebut. Memang benar, CCTV dari saat sebelum kecelakaan menunjukkan kendaraan tersebut terus mendaki jalan layang dan kemudian melambat sebelum terjatuh ke pembatas dan miring ke samping.
Sementara itu, sopir bus, Alberto Rizzzotto, diketahui telah bekerja di perusahaan bus tersebut selama tujuh tahun. Pihak berwenang mengatakan pnyebab yang paling mungkin adalah dia mengalami masalah kesehatan mendadak yang membuatnya kehilangan kendali. Dalam postingan Facebook terakhirnya, dia mengatakan dia "menjalankan shuttle ke Venesia."
Kerabat korban sudah mulai berdatangan ke Venesia dari luar negeri. Di antara korban luka adalah warga negara Ukraina, Jerman, Kroasia dan Spanyol.
Menurut media lokal, mereka termasuk dua bersaudara asal Jerman, berusia 7 dan 13 tahun, yang kehilangan kedua orang tuanya. Chiara Berti dari rumah sakit Angelo di Mestre mengatakan ada seluruh keluarga, kakek nenek, cucu, hingga pasangandi dalam pesawat.
(Susi Susanti)