ITALIA – Kecelakaan bus yang menewaskan 21 orang di Italia menarik perhatian dunia internasional. Tragedi ini telah menimbulkan pertanyaan tentang kondisi pembatas jalan layang yang sudah berkarat dan tua.
Bus tersebut, yang membawa wisatawan kembali ke tempat perkemahan terdekat setelah seharian berada di pusat bersejarah Venesia, sedang melaju di sepanjang jalan layang yang sibuk ketika tiba-tiba berbelok ke samping pada Selasa (3/10/2023) malam. Bus itu menerobos penghalang dan terjun beberapa meter ke arah rel kereta api dan kemudian terbakar.
Sedikitnya 21 orang tewas. Dari 15 orang yang terluka, sebagian besar masih dalam perawatan intensif. Beberapa korban adalah anak-anak, termasuk seorang bayi.
Domenico Musicco, ketua asosiasi korban kecelakaan lalu lintas, menyebutnya sebagai "tragedi yang diramalkan".
"Pemeliharaan jalan di Italia buruk. Terlalu sedikit investasi yang dilakukan untuk keselamatan jalan raya. Diperkirakan 30% kecelakaan disebabkan oleh hal tersebut," katanya kepada kantor berita AFP.
Venesia telah mengumumkan tiga hari berkabung atas tragedi yang sangat mengguncang kota ini.
Kantor Wali Kota Venesia, termasuk Ukraina, Jerman, Rumania, dan Portugal mengatakan di antara korban tewas adalah warga negara dari tujuh negara.
Kebakarannya begitu hebat sehingga sampel DNA perlu digunakan untuk mengidentifikasi beberapa korban tewas.
Di lokasi jembatan layang tempat bus melakukan belokan terakhirnya, pagar pengaman hancur dan pecahan kaca tergeletak di aspal. Seorang pejalan kaki meletakkan bunga kuning.
Pihak berwenang mengatakan tidak ada tanda-tanda pengereman mendadak yang dilakukan bus tersebut. Memang benar, CCTV dari saat sebelum kecelakaan menunjukkan kendaraan tersebut terus mendaki jalan layang dan kemudian melambat sebelum terjatuh ke pembatas dan miring ke samping.
Sementara itu, sopir bus, Alberto Rizzzotto, diketahui telah bekerja di perusahaan bus tersebut selama tujuh tahun. Pihak berwenang mengatakan pnyebab yang paling mungkin adalah dia mengalami masalah kesehatan mendadak yang membuatnya kehilangan kendali. Dalam postingan Facebook terakhirnya, dia mengatakan dia "menjalankan shuttle ke Venesia."
Kerabat korban sudah mulai berdatangan ke Venesia dari luar negeri. Di antara korban luka adalah warga negara Ukraina, Jerman, Kroasia dan Spanyol.
Menurut media lokal, mereka termasuk dua bersaudara asal Jerman, berusia 7 dan 13 tahun, yang kehilangan kedua orang tuanya. Chiara Berti dari rumah sakit Angelo di Mestre mengatakan ada seluruh keluarga, kakek nenek, cucu, hingga pasangandi dalam pesawat.
(Susi Susanti)