JAKARTA – Dua anak kandung Jenderal Ahmad Yani yaitu Untung Mufreni dan Ruli Yani membagikan peristiwa kelam G30S PKI. Keduanya masih ingat betul detik-detik peristiwa G30S PKI yang menghancurkan keluarga mereka.
“Ada 12 orang dari TNI bersenjata serta 5 orang pengawal pribadi Ahmad Yani dari Korps Polisi Militer yang setiap harinya selalu menjaga di rumah kediaman Ahmad Yani,” ujar Untung dikutip Okezone dari Podcast Deddy Corbuzier, Kamis (5/10/2023).
Namun, pada malam 30 September sedang tidak ada 5 orang pengawal pribadi yang menjaga rumah kediaman Ahmad Yani. Pada malam 30 September, 5 pengawal pribadi tidak menjaga rumah kediaman Ahmad Yani dikarenakan sedang mengawal Ibu Ahmad Yani ke rumah dinas Menteri Panglima TNI AD yang ke-2 di daerah Taman Suropati.
“Sekitar pukul 10 malam para 5 pengawal pribadi serta 1 ajudan yang Bernama Letnan Sandi berangkat ke Taman Suropati,” ujar Untung Mufreni.
Untung kemudian menceritakan bahwa adiknya bertemu dengan salah satu pasukan Cakrabirawa dan kemudian meminta adiknya, Eddy, untuk membangunkan Ahmad Yani saat subuh berdarah tersebut.
“Tolong bangunin bapak dipanggil Presiden,”tutur Untung menirukan perkataan pasukan Cakrabirawa.
Tidak lama kemudian, Eddy masuk ke kamar untuk membangunkan Ahmad Yani. Setelah itu, Ahmad Yani menghampiri pasukan Cakrabirawa yang sudah datang dan ia meminta waktu untuk ganti baju dan cuci muka terlebih dahulu tetapi dilarang pada saat itu. Karena kesal dengan pasukan Cakrabirawa Ahmad Yani sempat memukulnya dan kembali masuk kedalam kamar.
Namun, disaat Ahmad Yani mau masuk kedalam kamar ternyata pasukan Cakrabirawa menembakinya dengan 7 peluru.
Untung dan Ruli mengatakan bahwa Ahmad Yani diseret kakinya seperti binatang dari dalam hingga ke luar rumah. Anak-anak Ahmad Yani sempat ingin mengejar Ahmad Yani tetapi mereka diseret-seret oleh pasukan Cakrabirawa.
Hal ini membuat pasukan Cakrabirawa mengancam bahwa jika anak-anak keluar mereka tidak segan-segan untuk menembakinya.
Sementara, Ruli menceritakan ulang kesaksian polisi Sukitman yang juga sempat diculik oleh PKI dan berada didalam truk.
“Polisi Sukitman diculik saat sedang naik sepeda dan ia ditutup matanya oleh PKI untuk dibawa ke lubang buaya. Sukitman dimasukan ke salah satu rumah dan kemudian ia membuka penutup matanya dikarenakan ditinggal oleh PKI,” ujar Ruli.
“Menurut kesaksian dari Sukitman, jenderal-jenderal yang masih hidup disana, ada 3 jenderal dan 1 perwira mereka di intrograsi oleh PKI dan disuruh menandatangani surat. Tetapi, 3 jenderal tersebut tidak mau menandatangani surat tersebut. Pada saat itu, Pak Latief melihat bahwa jenazah Ahmad Yani di seret-seret kemudian di masukan ke sumur serta di tembak,” tambang Untung.
Untung menegaskan, film pengkhianatan G30S PKI benar bahwa adanya perlakuan kejam kepada korban G30S PKI. “Kan ada hasil visum korban serta keterangan dari Sukitman,” pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )