Para pasukan itu menjauh ke depan pagar. Namun tak lama, salah satu ajudan Jenderal Nasution, Pierre Tendean keluar dari ruangannya yang ada di belakang. Pierre Tendean terlihat menyambangi pasukan Tjakrabirawa. Sesekali terdengar mereka berteriak 'Nasution, Nasution'.
"Ada bilang 'Nasution, Nasution', saya dengar suara-suara itu ya. Terus mereka pergi, Om Piere sudah dibawa ya," jelasnya.
BACA JUGA:
Satu-persatu pasukan itu pergi meninggalkan Jalan Teuku Umar dengan membawa Pierre Tendean. Namun, suasana masih saja mencekam. Memperhatikan kondisi sekitar mulai nampak aman, Sunarti keluar rumah untuk menyelamatkan Ade Irma Suryani.
Sunarti dengan dibantu adiknya yang kebetulan juga berada di rumah tersebut keluar membawa Ade Irma Suryani. Mereka hendak menuju ke RSPAD Gatot Subroto. Sementara Yanti, ditinggal di rumah bersama nenek dan tantenya.
"Mamah harus cari bantuan, kamu tinggal di rumah saja sama nenek kamu, sama tante kamu," ujar Yanti sambil menangis menirukan ucapan ibunya.
BACA JUGA:
Matahari mulai menampakkan sinarnya. Gelap berubah lambat laun menjadi terang. Tepat pukul 07.30 WIB, akhirnya datang bantuan. Yanti beserta yang ada di rumah tersebut dibawa ke RSPAD, Gatot Subroto.
"Baru setengah 8 saya dijemput, dibawa ke RSPAD. Terus saya melihat adik saya disitu, terus dia masih sempat bilang sama saya 'Kaka jangan menangis,' dia bilang," ucap Yanti sambil menahan haru.
"Setelah itu dia bilang sama ibu saya 'Kenapa ayah ditembak?' Jadi, ya itulah yang berat buat saya sampai sekarang. Saya lihat peristiwa itu semua, maaf ya saya enggak menahan emosi karena terharu, karena itu satu peristiwa yang enggak gampang," imbuhnya.
Ade Irma Suryani meninggal enam hari setelah mendapatkan perawatan di RSPAD, Gatot Subroto. Ia meninggal pada 6 Oktober 1965 di usia lima tahun. Ade Irma bak perisai yang menyelamatkan ayahnya, Jenderal Nasution.
Tiga peluru sempat bersarang di tubuhnya. Dokter berhasil melakukan operasi dan mengambil proyektil yang sempat melukai empedu dan tulang rusuknya. Namun, takdir berkata lain. Ade Irma mengembuskan napas terakhirnya setelah sempat berjuang melawan rasa sakit tertembus peluru besi.
(Nanda Aria)