Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Putin Salahkan AS Atas Pecahnya Perang Hamas-Israel

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 11 Oktober 2023 |20:07 WIB
Putin Salahkan AS Atas Pecahnya Perang Hamas-Israel
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Reuters)
A
A
A

MOSKOW – Eskalasi kekerasan yang terjadi di Timur Tengah, yang dipicu oleh serangan Hamas ke Israel pada Sabtu, (7/10/2023), merupakan bukti kegagalan Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan konflik tersebut. Hal itu disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa, (10/10/2023).

“Saya yakin banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan AS di Timur Tengah. Mereka mencoba memonopoli penyelesaian perdamaian, namun sayangnya tidak memberikan perhatian untuk mencari kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak,” jelas pemimpin Rusia tersebut, sebagaimana dilansir RT.

Putin mengatakan bahwa Washington memberi tekanan pada pihak-pihak terkait untuk memastikan solusi mereka sendiri di Timur Tengah. Dia mengklaim bahwa AS “tidak pernah memperhitungkan kepentingan inti rakyat Palestina”.

Kepentingan-kepentingan tersebut terutama mencakup pembentukan negara Palestina yang merdeka, sebagaimana diuraikan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB, katanya.

Pernyataan tersebut disampaikan Putin saat bertemu dengan Perdana Menteri Irak Mohammed al-Sudani di Moskow.

Pejabat senior Rusia lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, sebelumnya menyalahkan AS atas kembali permusuhan tersebut. Diplomat terkemuka Rusia itu pada Senin, (9/10/2023) menyarankan agar kuartet mediator Timur Tengah – yang meliputi Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan PBB – harus mengambil peran utama dalam perundingan perdamaian. AS, katanya, telah mengesampingkan mekanisme ini untuk “memonopoli” proses tersebut demi keuntungannya sendiri.

Hamas, yang berbasis di Gaza, melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel pada Sabtu, membanjiri pertahanan udara negara tersebut dengan serangan roket besar-besaran dan melakukan serangan kilat. Pejuangnya membunuh warga sipil dan menyandera dengan tujuan untuk menukar mereka dengan tahanan di tahanan Israel.

Israel menanggapinya dengan operasi militer yang menargetkan Gaza, dengan mengatakan tujuannya adalah untuk melenyapkan Hamas. Daerah kecil di pesisir pantai ini adalah rumah bagi sekira 2,3 juta penduduk, yang hidupnya sangat terkena dampak blokade Israel, yang telah berlangsung sejak 2007.

AS telah menjanjikan dukungan militer untuk Israel dan meminta negara-negara lain untuk mengutuk Hamas atas tindakannya. Moskow mengutuk semua kekerasan terhadap warga sipil, terlepas dari sisi mana konflik tersebut dilakukan, dan berpendapat bahwa memerangi ekstremisme bukanlah pengganti rekonsiliasi sejati berdasarkan solusi dua negara.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement