JAKARTA - Memiliki nama yang hampir mirip dengan sama-sama memiliki kata ‘Mataram’, ternyata kedua kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam memiliki sejarah dan latar belakang yang berbeda. Berikut pembahasan mengenai perbedaan Kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perbedaan Kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam, ketahui dulu persamaan dari kedua kerajaan ini. Dimana kedua kerajaan ini sama-sama dibangun di tanah Jawa. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang masih keliru dan menganggap bahwa keduanya merupakan kerajaan yang sama.
Simak ulasan berikut tentang sejarah singkat berdirinya Kerajaan Mataram Kuno dan Mataram serta menguak perbedaan diantara keduanya.
Sejarah Mataram Kuno
Kerajaan ini didirikan pada abad ke-8 sampai abad ke-11. Kerajaan ini didirikan oleh Raja Sanjaya yang juga menjadi raja pertama Kerajaan Mataram Kuno.
Berdiri di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, pemasukan utama kerajaan ini berasal dari kegiatan agraris dan perdagangan. Dengan pusat pemerintahan kerajaan ini terletak di Bhumi Mataram, atau saat ini dikenal dengan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Memiliki corak agama Hindu-Buddha, kerajaan ini setidaknya pernah dikuasai oleh tiga dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya yang mayoritas pemeluk agama Hindu aliran Siwa, kemudian Dinasti Syailendra yang mayoritas pemeluk Buddha, dan terakhir yaitu Dinasti Isyana yang memiliki aliran kepercayaan sendiri yang di ciptakan oleh Mpu Sindok.
Selama berdirinya Kerajaan Mataram Kuno mengalami masa jaya pada Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Dimana pada masa itu terdapat perkembangan yang signifikan pada bidang budaya, kesenian, tatanan sosial, dan ilmu pengetahuan.
Beberapa peninggalan warisan sejarah penting bagi agama Hindu-Budha juga banyak ditinggalkan. Beberapa diantaranya merupakan pembangunan Candi Prambanan dan Borobudur.
Selain itu terdapat juga beberapa karya sastra yaitu Kitab Ajunawiwaha yang ditulis Mpu Kanwa, Kitab Bharatayudha, Hariwangsa, dan Gatotokacasraya yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
Bentuk peninggalan tersebut menjadi arsip yang bernilai sangat tinggi bagi perkembangan agama Hindu-Buddha saat ini, serta bagi sejarah Indonesia.
Sejarah Mataram Islam
Memiliki periode waktu berdiri yang berbeda jauh. Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan islam terbesar yang pernah berdiri di nusantara yang dibangun pada abad ke-16 hingga abad ke-18.
Didirikan oleh Raja Sutawijaya atau Panembah Senopati, Pusat kerajaan ini terletak di Kotagede, Yogyakarta. Fokus utama pemasukan kerajaan ini juga berasal dari kegiatan agraris dan perdagangan.
Memiliki corak agama Islam, Kerajaan Mataram Islam juga dikenal sebagai wilayah kesultanan. Masa kejayaan kerajaan ini saat dipimpin oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo. Dimana pada masa itu wilayah kekuasaanya sudah mencapai ke Jawa dan Madura, serta memiliki lumbung pangan yang besar, jaringan dagang yang luas, dan kekuatan pada sektor militer.
Sempat menjadi salah satu pusat pembelajaran Agama Islam di Pulau Jawa, sayangnya kerajaan ini harus runtuh akibat perlawanan kepada VOC.
Beberapa peninggalan Kerajaan Mataram Islam yaitu sastra Ghending, penerapan tahun saka atau kalender jawa. Kemudian beberapa bangunan tempat ibadah berupa Masjid Agung Negara, Masjid Gedhe Mataram, Masjid Agung Surakarta di Solo, serta beberapa makam raja mataram, dan Pasar Legi Kotagede.
Berdasarkan penjelasan diatas rupanya kedua kerajaan tersebut sangatlah berbeda. Berikut ini rangkuman singkat terkait hal-hal yang menjadi pembeda dari Kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam: