Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kala Mantan Ketua Gerwani Blitar Beberkan Keterlibatan CIA Dalam G30SPKI

Solichan Arif , Jurnalis-Minggu, 15 Oktober 2023 |05:01 WIB
 Kala Mantan Ketua Gerwani Blitar Beberkan Keterlibatan CIA Dalam G30SPKI
Mantan Ketua Gerwani Blitar, Putmainah (foto: dok Okezone)
A
A
A

Padahal, kata Putmainah hubungan PKI dengan NU, khususnya di Blitar tidak pernah terjadi polemik. Ia bercerita bahwa selama menjabat anggota DPRGR Kabupaten Blitar, dia bersahabat cukup dekat dengan wakil NU.

Putmainah menyebut nama Kayubi sebagai salah satu orang NU yang menjadi kawannya selama bekerja di legislatif. Sayangnya, ia mengaku tidak ingat apakah Kayubi yang dimaksud adalah Zaenudin Kayubi, penggagas sekaligus pendiri Barisan Ansor Serba Guna (Banser) NU.

Dalam sejarah tercatat, Banser didirikan pertama kali di Blitar pada tanggal 14 April 1964. "Saya sering turun ke bawah berboncengan dengan Dik Kayubi. Ia selalu memanggil saya, Mbak Yu (kakak), "terangnya.

Situasi berubah total saat pecah peristiwa 30 September 1965. Orang orang PKI dan simpatisannya ditangkap, disiksa dan dibunuhi. Tidak hanya menangkap dan membunuh. Orang-orang yang menurut Putmainah digerakkan militer itu juga merampas, menjarah dan menguasai harta benda.

Banyak orang PKI yang memilih menyingkir meninggalkan rumah karena sadar akan nasibnya. Saat itu, tutur Putmainah, situasi benar-benar chaos, mencekam. Nyawa tidak ada harganya. Informasi yang berkembang saat itu setiap kepala orang PKI dihargai nominal Rp5 ribu.

"Bahkan tidak sedikit yang laki-laki (PKI) dibunuh, kemudian istrinya diambil. Orang-orang ini sebenarnya juga korban politik. Mereka digerakkan militer," terangnya.

Putmainah juga memilih menyelamatkan diri dengan membawa serta anak-anaknya yang masih kecil. Sejumlah orang merusak tempat tinggalnya. Ia tertangkap dalam keadaan hamil tua di sebuah gua persembunyian wilayah Blitar selatan. Setelah itu selama bertahun tahun tanpa diadili, dia menghuni penjara wanita Plantungan, Semarang.

Bagaimana nasib suaminya? Soebandi, Ketua DPRD Kota Blitar Fraksi PKI yang juga Ketua Front Nasional Blitar, tidak diketahui rimbanya.

Soebandi adalah seorang tentara dari Batalion 29 Blitar. Menurut Putmainah, beberapa hari sebelum 30 September 1965, suaminya berangkat ke Jakarta untuk memenuhi undangan persiapan Kongres Partai (PKI).

Ia tidak pernah tahu pasti apakah suaminya turut tebunuh atau saat ini masih hidup. "Yang masih saya ingat, suami saya seorang pendiam. Dia tidak begitu piawai di podium, tapi seorang konseptor politik yang baik, "jelasnya.

Di usia senjanya, Putmainah yang hidup di era kekuasaan tujuh Presiden Indonesia itu masih berharap terciptanya tatanan masyarakat yang adil makmur. Menurut dia keadilan kesejahteraan belum ada. Belum ada juga penghargaan bagi sesama.

"Masih banyak yang ingin makmur sendiri. Penghargaan sesama manusia juga belum ada. Saya masih hidup untuk melihat semua itu datang," pungkasnya.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement