Pada awal abad ke-20, Majalengka mulai terlibat dalam pergerakan nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Beberapa tokoh pergerakan nasional yang berasal dari Majalengka antara lain adalah KH Zaenal Mustofa, KH Abdul Halim, KH Ahmad Sanusi, dan KH Abdul Fatah Hasan.
Mereka berperan aktif dalam organisasi-organisasi seperti Sarekat Islam, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Partai Syarikat Islam Indonesia.
Pada 1942, Jepang menggantikan Belanda sebagai penjajah baru di Indonesia. Majalengka pun mengalami dampak dari kebijakan-kebijakan Jepang yang represif dan eksploitatif.
Namun sejak memasuki masa kemerdekaan, Majalengka menjadi salah satu wilayah yang cukup maju di Jawa Barat. Kabupaten majalengka memiliki luas wilayah sekitar 1.204 km persegi dan berpenduduk sekitar 1,2 juta, serta wilayahnya terdiri dari 26 kecamatan dan 281 desa.
(Erha Aprili Ramadhoni)