Kendati demikian, Luluk merasa, peran keluarga sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran kepada anak agar dapat menghargai setiap individu terlepas dari apapun gendernya. Menurutnya, ajaran moral dari keluarga bisa membuat anak menjalani hidup penuh dengan etika.
"Misalnya tidak boleh merendahkan kalau punya adik perempuan atau sebaliknya, tidak boleh ngebully. Jadi prinsip-prinsip kerja sama, gotong royong, saling respect bahwa manusia punya value atau nilai berharga yang harus dijaga. Ini yang perlu ditanamkan sejak kecil," papar Luluk.
Selain nilai moral dan budi pekerti, orang tua dianggap perlu mengajarkan tentang pendidikan reproduksi pada anak yang materinya sesuai dengan jenjang usia anak. Seperti mengajarkan kepada anak yang masih kecil untuk memahami bagaimana menghormati tubuhnya sendiri maupun tubuh orang lain.
Dengan diajarkan mengenai pendidikan reproduksi, anak sejak kecil akan mendapat pembekalan untuk bisa mengetahui bagian mana saja tubuh yang sensitif dan tidak boleh dilihat dan disentuh selain oleh dirinya sendiri. Luluk juga menilai, pendidikan reproduksi dapat mengajarkan mengenai konsekuensi tentang hubungan seksual di luar nikah.
"Pendidikan reproduksi atau pendidikan seksualitas itu menjadi penting untuk kita menjadi tahu bahwa setiap tubuh kita ini mempunyai fungsi, kemudian punya respons terhadap sesuatu yang kalau kemudian ini tidak dijaga pasti akan menimbulkan masalah,” tandas Luluk.
(Arief Setyadi )