JAKARTA - Bacaleg DPR RI Dapil DKI Jakarta III Partai Perindo Tjokro Utomo mengungkapkan, kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah di Indonesia belakangan ini sangat menghawatirkan. Meski aturan mengenai perundungan anak sudah ada, namun tak membuat menurunnya tingkat perundungan yang terjadi.
"Jadi artinya sistemnya sudah ada. Tapi pertanyaannya apakah ini membantu atau menurunkan level perundungan yang ada di sekolah? Jawabannya belum," kata Tommy Tjokro sapaan akrabnya, dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia bertajuk 'Indonesia Darurat Perundungan di Sekolah, Solusinya Bagaimana?'," Senin (23/10/2023).
BACA JUGA:
Tommy melanjutkan, saat ini peran media sosial (medsos) dalam penyebaran informasi kepada publik sangat penting dalam mengungkap kasus perundungan. Bahkan, berkat peran medsos para penegak hukum bergerak cepat menindak para pelaku.
"Medsos ini ada plus minusnya. pertama mempercepat penerapan hukuman, atau penindakan karena netizen jadi watchdog. Tapi minusnya adalah khawatirnya video-video kekerasan ini justru menjadi inspirasi. Karena ini terbuka di medsos, mereka (para siswa) melihat video pemukulan itu sudah biasa, kalau engga suka main pukul," ucap dia.
BACA JUGA:
Tommy menambahkan, hal ini harus dicegah dengan meningkatkan peran guru di sekolah maupun orang tua siswa di lingkungan rumah. Para orang tua diminta untuk terus memantau pergerakan buah hatinya agar tidak terjerumus oleh hal-hal negatif.
"Satu hal yang lebih penting lagi soal hukum adalah korban. Jadi bagaimana hukum ini melindungi korban (perundungan), sekolah juga melindungi korban, dan orang tua memerhatikan anaknya sebagai korban," kata dia.