MOSKOW - Perang antara Rusia dan Ukraina telah memunculkan banyak sorotan. Salah satu fenomena yang mencuri perhatian adalah partisipasi tentara Muslim dari Chechnya dalam pasukan Rusia. Diketahui bahwa Chechnya memiliki mayoritas penduduk Muslim, dan banyak orang mengaitkan peristiwa ini dengan ramalan akhir zaman dalam ajaran Islam.
Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov, yang mendukung langkah Rusia dalam konflik ini, adalah seorang tokoh Muslim yang teguh dalam menjalankan syariat Islam di wilayahnya.
Ramzan Kadyrov, telah memerintahkan pengiriman 12.000 pasukan ke Ukraina dalam mendukung tindakan Rusia. Ramzan Kadyrov, yang lahir pada 5 Oktober 1986, bukan hanya dikenal sebagai seorang pemimpin berani, tetapi juga sebagai sosok yang sangat konsisten dalam penerapan ajaran Islam.
Istilah "Rum" dalam bahasa Arab telah ada sejak abad ke-4 Masehi dan terdokumentasi dalam prasasti sejarah. Dalam Al-Qur'an, tepatnya pada surat Ar-Rum, "Rum" merujuk pada Kekaisaran Romawi Timur. Kekaisaran Romawi Timur ini juga dikenal sebagai Byzantium dan kini menjadi wilayah Turki setelah penaklukan Muhammad Al-Fatih. Meskipun geografis dan sejarah terkait dengan "Rum" berubah seiring waktu, beberapa konsep masih relevan.
Rasulullah SAW, "Kamu akan berdamai dengan kaum Rum dalam keadaan aman, kemudian kamu dan mereka akan memerangi suatu musuh. Dan kamu akan mendapatkan kemenangan serta harta rampasan perang dengan selamat. Kemudian kamu berangkat sehingga sampai ke sebuah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit. Maka seorang laki-laki dari kaum salib mengangkat tanda salib serta berkata, 'Salib telah menang.' Maka marahlah seorang laki-laki dari kaum Muslimin kepadanya, lalu ia mendorongnya dan jatuh (meninggal). Pada waktu itu orang-orang Rum berkhianat, dan mereka berkumpul untuk memerangi kamu di bawah 80 bendera, di mana tiap-tiap bendera terdapat 12 ribu tentara." (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)