Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Protes Pengeboman di Gaza, Yordania Tarik Dubesnya dari Israel

Protes Pengeboman di Gaza, Yordania Tarik Dubesnya dari Israel
Demonstrasi Pro-Palestina di Amman, Yordania, 31 Oktober 2023. (Foto: Reuters)
A
A
A

AMMAN - Yordania pada Rabu, (1/11/2023) mengumumkan telah menarik duta besarnya dari Israel dan meminta duta besar Israel untuk tidak kembali ke Yordania sebagai protes atas pemboman Israel di Gaza, dengan mengatakan serangan itu telah menewaskan orang tak berdosa dan menyebabkan bencana kemanusiaan.

Duta Besar hanya akan kembali ke Tel Aviv jika Israel menghentikan perangnya di wilayah kantong tersebut dan mengakhiri “krisis kemanusiaan yang diakibatkannya,” kata Menteri Luar Negeri Ayman Safadi sebagaimana dilansir Reuters.

“Ini untuk mengungkapkan sikap Yordania yang menolak dan mengutuk perang Israel di Gaza yang membunuh orang tak berdosa dan menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Safadi dalam pernyataan yang disiarkan media pemerintah.

Safadi mengatakan keputusan itu juga diambil karena Israel merampas makanan, air, dan obat-obatan bagi warga Palestina setelah mereka mengepung wilayah tersebut menyusul serangan dahsyat Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

Duta Besar Israel di Yordania, yang pergi dua minggu lalu di tengah protes, hanya akan diizinkan kembali dengan syarat yang sama, kata menteri tersebut.

Israel mengatakan pihaknya menyesali keputusan pemerintah Yordania, dan menambahkan bahwa pihaknya fokus melancarkan perang melawan kelompok militan Hamas setelah serangan berdarah yang menewaskan ratusan warga Israel.

Yordania meningkatkan upaya diplomatik untuk menekan Israel agar mengakhiri perang, yang membawa “risiko berbahaya” berupa konflik yang menyebar ke seluruh kawasan dan mengancam perdamaian global, kata Safadi.

Konflik tersebut telah menimbulkan ketakutan yang sudah lama ada di Yordania, yang merupakan rumah bagi banyak pengungsi Palestina dan keturunan mereka, bahwa konflik yang lebih luas akan memberi Israel kesempatan untuk menerapkan kebijakan transfer untuk mengusir warga Palestina secara massal dari Tepi Barat.

Yordania, yang berbatasan dengan Tepi Barat, menampung sebagian besar warga Palestina yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka ketika Israel didirikan.

Raja Abdullah pada Rabu mengatakan “solusi militer dan keamanan” Israel terhadap Palestina tidak akan berhasil, dan menambahkan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian Arab-Israel yang adil dan komprehensif adalah negosiasi yang mengarah pada solusi dua negara.

Banyak warga Yordania, di negara dimana sentimen pro-Palestina tersebar luas, melakukan protes setiap hari yang menyerukan pihak berwenang untuk menutup kedutaan Israel dan membatalkan perjanjian perdamaian tahun 1994 yang tidak populer antara Israel dan Yordania.

Kedutaan Besar Israel telah lama menjadi pusat protes anti-Israel pada saat terjadi kekacauan di wilayah Palestina.

Pihak berwenang yang telah meningkatkan keamanan telah menggunakan gas air mata pada beberapa kesempatan untuk mencegah massa yang marah menyerbu kedutaan yang dijaga ketat dan telah menangkap ratusan orang yang terlibat dalam kerusuhan di dekat kawasan tersebut.

Oposisi Islam utama yang dipimpin oleh Ikhwanul Muslimin telah menyerukan demonstrasi besar-besaran di seluruh negeri pada Jumat depan untuk mendukung kelompok militan Hamas, yang kini menikmati popularitas luas di kalangan banyak warga Yordania.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement