LONDON – Deklarasi Balfour adalah perjanjian publik yang dibuat oleh Inggris, yang menyatakan tujuannya untuk mendirikan "sebuah negara bagi bangsa Yahudi" di Palestina. Deklarasi ini secara umum dipandang sebagai salah satu pemicu utama dimulainya pembersihan etnis Palestina pada 1948 dan pembentukan negara Zionis Israel.
Pihak Inggris yang pertama kali menyerahkan perjanjian ini pada Israel adalah Arthur Balfour, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris. Bersama dengan Lionel Walter Rothschild dan Chaim Weizmann, ia meyakinkan Kabinet Perang untuk mengeluarkan Deklarasi Balfour.
“Zionisme, entah itu benar atau salah, baik atau buruk, berakar pada tradisi yang sudah ada sejak dulu, pada kebutuhan saat ini, pada harapan di masa depan, yang jauh lebih penting daripada keinginan 700.000 orang Arab yang sekarang mendiami tanah kuno (Palestina) itu," kata Balfour dalam sebuah memorandum 1919, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Pria nama lengkap Arthur James Balfour ini dikenal sebagai seorang filsuf terkemuka sebelum memasuki dunia politik. Balfour menerbitkan beberapa buku filsafat seperti “A Defence of Philosophic Doubt”, “The Foundations of Belief”, dan “Theism and Humanism”.
Arthur Balfour kemudian menjadi pejuang politik mengikuti jejak pamannya, Robert Gascoyne-Cecil atau dikenal juga sebagai Lord Salisbury, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan Benjamin Disraeli, The Earl of Beaconsfield.
Pada 1878 ia menjadi sekretaris pribadi pamannya dan empat tahun kemudian ia terpilih menjadi anggota Parlemen Konservatif untuk Hertford. Pada 1885 Balfour bersama Randolph Churchill turut berpartisipasi dalam menjatuhkan pemerintahan William Ewart Gladstone.
Dilansir dari situs resmi Pemerintahan Inggris, Balfour dilantik menjadi Perdana Menteri Inggris pada 1902, setelah Lord Salisbury diturunkan dari jabatannya. Namun, Balfour harus mengundurkan diri pada 1905 karena kabinetnya terpecah dalam masalah perdagangan bebas.
Hubungannya yang buruk dengan Raja Edward VII juga berdampak pada kekalahan Balfour di Majelis Rendah dan Pemilihan Umum, menyebabkan dia dan partainya, Partai Liberal, kehilangan kursi di pemerintahan.
Namun, ia terus membawahi Partai Liberal hingga 1911 dan menjadi First Lord of the Admiralty dalam koalisi masa perang, kemudian diangkat menjadi Menteri Luar Negeri Inggris. Pada masa inilah Balfour menulis sebuah surat yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour.
(Rahman Asmardika)