Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kepala BMKG Sebut Sistem Peringatan Dini Tsunami Belum Efektif Antisipasi Tsunami Nontektonik

Binti Mufarida , Jurnalis-Kamis, 09 November 2023 |08:55 WIB
Kepala BMKG Sebut Sistem Peringatan Dini Tsunami Belum Efektif Antisipasi Tsunami Nontektonik
Kepala BMKG Dwikorita. (Dok BMKG)
A
A
A

JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, menyebut sistem peringatan dini tsunami di kebanyakan negara belum efektif dalam mengantisipasi terjadinya bencana tsunami, khususnya yang dipicu aktivitas nonseismik.

Dwikorita mengatakan, sistem peringatan dini tsunami yang ada saat ini umumnya hanya ditujukan untuk tsunami megathrust yang sebelumnya didahului oleh gempabumi besar. Hal itu diungkapkannya dalam World Tsunami Awareness Day Webinar yang diselenggarakan UNESCO - IOC Intergovernmental Coordination Group for Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System.

“Indonesia pernah merasakan dua kali tsunami yang justru bukan disebabkan gempabumi yaitu tsunami Palu yang terjadi pada bulan September 2018 disebabkan tanah longsor dan tsunami Selat Sunda yang terjadi pada bulan Desember 2018 yang dipicu aktivitas gunung berapi,” kata Dwikorita dalam keterangan resminya, Kamis (9/11/2023).

Ia menyebutkan, ketidakmampuan sistem peringatan dini tsunami pada 2018 dalam memberikan informasi yang cepat terhadap tsunami yang dipicu aktivitas nonseismik, menjadi pelajaran penting yang segera ditindaklanjuti oleh BMKG.

Karena itu, lanjut Dwikorita, dengan kejadian tsunami Tahun 2018 tersebut, InaTEWS semakin dikuatkan dengan menambah jumlah peralatan sensor gempa untuk merapatkan jaringan monitoring.

Dwikorita menekankan, kesiapsiagaan masyarakat adalah yang terpenting, terlepas dari kemajuan teknologi sistem peringatan dini. Menurutnya, masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah pesisir rawan tsunami sangat membutuhkan pendidikan dan kesadaran untuk merespons secara efektif. Mereka, kata Dwikorita, memiliki keterbatasan dalam mengakses peringatan dini.

Karena itu, lanjut Dwikorita, untuk mendorong tindakan dan kesiapsiagaan dini, informasi yang komprehensif dan mudah dimengerti, ditambah dengan program pendidikan, sangatlah penting. Keunikan dan kompleksitas tsunami, ia menambahkan, membutuhkan teknologi peringatan dini yang inovatif yang digabungkan dengan kearifan lokal.

“Pengetahuan tentang kearifan lokal dapat secara efektif mengakomodasi kemampuan untuk mengakses peringatan dini bagi masyarakat terpencil. Jadi, kolaborasi antara teknologi dan kearifan lokal dapat memperkuat sistem peringatan dini gempabumi dan tsunami,” ujarnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement