JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira, meminta pemerintah meningkatkan mutu pendidikan anak lewat guru maupun pengajar. Apalagi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memotret, Indonesia masih kekurangan sebanyak 1,3 juta guru pada 2024, seiring dengan banyaknya guru yang pensiun.
“Pemerintah harus lebih banyak menganggarkan dana untuk belanja kebutuhan guru. Karena kekurangan tenaga pengajar akan berdampak terhadap mutu atau kualitas pendidikan anak-anak Indonesia,” terang Andreas dalam keterangannya yang dikutip, Minggu (12/11/2023).
Tak hanya itu, Andreas juga meminta pemerintah lebih memerhatikan guru honorer, khususnya yang sudah lama mengabdi. Ia menyarankan agar guru honorer diangkat menjadi aparatur sipil negara pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (ASN PPPK).
“Banyak dari guru honorer ini sudah puluhan tahun mengabdi, hanya dengan penghasilan yang sangat minim. Padahal, tidak sedikit dari mereka harus menempuh berjam-jam perjalanan untuk bisa sampai ke sekolah. Tapi sampai sekarang nasibnya masih belum jelas,” kata Andreas.
Menurutnya, para guru honorer merupakan wujud konkrit pahlawan pendidikan masa kini. Andreas merasa, jasa guru honorer sungguh besar terhadap terciptanya SDM unggul Indonesia, meski sering kali minim apresiasi.
"Tugas Negara memastikan para pahlawan pendidikan kita mendapat penghidupan yang layak,” terang Andreas.
Kendati demikian, Andreas berharap, momen Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November ini dapat memberikan kontribusi Pemerintah untuk para guru honorer. Terutama mereka yang mengabdi di daerah pedalaman.
"Tunjukkan penghargaan Negara untuk para pendidik yang merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Tentunya ini sesuai cita-cita luhur para pahlawan pendahulu. Selamat Hari Pahlawan!" ujar Andreas.
"Momen Hari Pahlawan harus mengingatkan kita akan pentingnya terus berjuang untuk peningkatan pendidikan nasional demi masa depan generasi penerus kita yang lebih baik," tandasnya.
(Arief Setyadi )