Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pihaknya mengawasi rencana peluncuran rudal Korea Utara. Peluncuran sebelumnya dilakukan pada dini hari pada hari pertama peluncuran, kata kementerian, dan ada kemungkinan upaya ketiga akan berhasil.
Korea Utara telah memberi tahu Jepang, sebagai otoritas koordinator Organisasi Maritim Internasional untuk perairan tersebut, mengenai rencana peluncuran satelitnya sebelumnya.
Pyongyang menganggap program roket luar angkasa dan militernya merupakan hak kedaulatan, dan mengatakan pihaknya merencanakan armada satelit untuk memantau pergerakan pasukan AS dan Korea Selatan.
Ia telah melakukan berbagai upaya untuk meluncurkan apa yang disebutnya satelit "observasi", dua di antaranya tampaknya berhasil mencapai orbit.
Para analis mengatakan satelit mata-mata sangat penting untuk meningkatkan efektivitas senjata Korea Utara.
Peluncuran ini akan menjadi yang pertama sejak pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengunjungi stasiun luar angkasa modern Rusia pada bulan September di mana Presiden Vladimir Putin berjanji membantu Pyongyang membangun satelit.