Lantai kedua pernah mengalami pembongkaran, dan atapnya diperpanjang untuk menyesuaikan dengan bagian belakang. Perubahan ini mencerminkan adaptabilitas dan fleksibilitas arsitektur pada masa itu, di mana rumah-rumah terus berubah untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup pemiliknya.
Pondokgede tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi tuan tanah kaya, tetapi juga menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial di sekitarnya. Karena ukurannya yang besar dan kemegahannya, masyarakat setempat secara alami menyebut daerah itu sebagai Pondokgede.
Nama ini menjadi semacam identitas yang mencerminkan keberlanjutan dan perkembangan kawasan tersebut. Namun, sejarah Pondokgede tidak berhenti pada masa kolonial. Dengan berjalannya waktu, kawasan ini mengalami perubahan yang signifikan.
Progres ekonomi dan proses urbanisasi telah membawa Pondokgede mengalami pergeseran menuju zaman modern. Bangunan-bangunan bersejarah yang sebelumnya memenuhi fungsi-fungsi tertentu kini mengalami transformasi dengan beralih fungsinya.
Kawasan yang dahulu didominasi oleh lahan pertanian kini telah berubah menjadi kawasan perkotaan yang hidup dan dinamis. Proses ini tidak hanya sekadar perubahan fisik, tetapi juga mencerminkan adaptabilitas Pondokgede dalam menghadapi perkembangan zaman.
Bangunan-bangunan tua yang mungkin pernah menjadi saksi bisu sejarah kini menjadi bagian integral dari struktur perkotaan yang modern. Transformasi lahan pertanian menjadi kawasan perkotaan menandai evolusi Pondokgede sebagai entitas yang responsif terhadap tuntutan perkembangan kota-kota di sekitarnya.
Itulah sejarah dan asal usul Pondokgede, dengan menjelajahi kisah Pondokgede, kita tidak hanya melihat bagaimana sebuah lahan pertanian berkembang menjadi kecamatan yang modern, tetapi juga menyaksikan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang membentuknya menjadi apa yang kita lihat hari ini.
(Fakhrizal Fakhri )