2. Seorang Imigran Ilegal
Pihak berwenang Myanmar menyangkal keberadaan Rohingya – dan bersikeras menyebut mereka sebagai “Bengali” – sebuah istilah yang digunakan untuk menyiratkan bahwa mereka adalah migran dari negara tetangga Bangladesh.
Pihak berwenang juga sangat membatasi akses ke negara bagian Rakhine, sehingga sangat sulit memperoleh informasi independen dan akurat mengenai situasi hak asasi manusia di sana.
3. Terjadi Kekerasan Agama
Pada tahun 2012, kekerasan meletus antara umat Buddha dan Muslim – mayoritas dari mereka adalah Rohingya – di negara bagian Rakhine, yang menyebabkan banyak kematian, pengungsian massal, dan perusakan properti.
Ketegangan antara komunitas Buddha dan Muslim terus berlanjut sejak saat itu. Serangan anti-Muslim yang sebagian besar terjadi di beberapa kota di seluruh negeri pada tahun 2013 dan 2014.
(Rina Anggraeni)