MERUYA, memiliki sejarah dan asal usul menarik yang membentuk identitas wilayah ini hingga menjadi lebih dari sekedar nama dalam peta Jakarta Barat.
Meruya, salah satu kelurahan di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kelurahan Meruya Utara dan Meruya Selatan. Kelurahan Meruya memiliki latar belakang tradisional yang menghubungkannya dengan sebuah cerita rakyat yang menjadi asal muasal terbentuknya wilayah ini.
Mari kita telusuri jejak sejarah dan asal usul Meruya bersama rahasia dan pesona yang membuat wilayah ini berevolusi dari sebuah kampung kecil menjadi pusat perekonomian. Seperti dilansir dari berbagai sumber:
Latar Belakang Sejarah Meruya
Menurut cerita rakyat yang dipercaya secara turun temurun, asal usul nama Meruya berasal dari kata murah, meriah, dan ramah. Hal tersebut diasosiasikan pada sifat perempuan pada masa itu yang terkenal sebagai sosok yang murah hati dan ramah tamah, dengan senyuman meriah saat menyambut kedatangan tamu.
Kemurahan hati perempuan di kampung itu membuat banyak orang senang untuk datang berkunjung sehingga kampung itu pun menjadi ramai oleh orang-orang dari waktu ke waktu. Akhirnya, kata-kata itulah yang menjadikan kampung itu dinamakan Meruya yang masih melekat hingga kini.
Melihat dari sejarah di masa lalu, Meruya pada awalnya merupakan sebuah kampung kecil yang dihuni oleh penduduk Betawi. Kampung Meruya yang dikelilingi oleh sawah hijau memiliki penduduk yang secara mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan.
Perkembangan Kawasan Meruya
Sebelum terbagi menjadi dua Kelurahan Meruya Utara dan Selatan, wilayah itu lebih dikenal sebagai Kelurahan Meruya Ilir dan Meruya Udik. Kemudian memasuki tahun 1980-an, nama tersebut berganti menjadi Meruya Selatan seiring dengan pemekaran di Kecamatan Kebon Jeruk hingga tahun 1987.
Meskipun telah berubah, masyarakat setempat masih banyak yang memilih mempertahankan keterikatan dengan istilah Meruya Ilir dan Meruya Udik. Bahkan, kedua nama itu masih bertahan hingga sekarang dan digunakan sebagai nama jalan, yaitu Jalan Meruya Ilir Raya dan Jalan Meruya Udik.
Seiring perkembangan zaman, Meruya pun tak luput dari pembangunan, terutama perumahan. Hal tersebut membuat Meruya semakin ramai hingga menjadi kawasan dengan pertumbuhan yang pesat. Banyak sekali perumahan mewah yang dibangun di Meruya, sehingga membangun image baru kawasan ini menjadi lebih modern.
Kini, Kelurahan Meruya yang mencakup area seluas 2,85 kilometer persegi menjadi salah satu pusat perekonomian di Jakarta Barat. Di Meruya, tersebar sekitar sepuluh kompleks perumahan yang dihuni oleh berbagai karyawan dari instansi pemerintah seperti DPR, DPA, dan DepKeu.
Tak jauh berbeda dengan wilayah lain di Ibu Kota, terdapat berbagai tempat usaha seperti restoran, kafe, toko warung serba ada yang tersebar di sepanjang Jalan Meruya Udik, jalan utama di Kelurahan Meruya Selatan, untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup para masyarakat setempat hingga luar daerah.
Melihat dari sejarah dan asal usulnya, Meruya tentu telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. Dari sebuah kampung kecil, Meruya kini menjadi salah satu kawasan yang ramai dikunjungi di Jakarta Barat.
(Awaludin)