Menurut laporan Prancis, keesokan harinya, orang tua menulis surat kepada kepala sekolah dan menyatakan bahwa putranya dilarang mengekspresikan diri dalam diskusi kelas nanti.
“Para staf merasa mereka tidak mendapat dukungan dan bekerja dalam “iklim yang terdegradasi,” ujarnya.
Dia mengatakan kasus tersebut mengingatkan kita pada pembunuhan brutal Samuel Paty, yang dibunuh setelah dia menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.
Pihak berwenang Prancis yakin rumor yang tidak benar yang tersebar tentang kelas tersebut berkontribusi dalam menghasut seorang pengungsi Chechnya yang berusia 18 tahun untuk membunuhnya di dekat sekolah guru di pinggiran kota Paris. Pekan lalu, enam remaja dihukum karena peran mereka dalam pembunuhan tersebut.
Menteri Pendidikan Gabriel Attal mengatakan para siswa yang berada di balik pengaduan di sekolah Jacques-Cartier akan menghadapi tindakan disipliner dan sebuah tim akan mengunjungi sekolah tersebut untuk memastikan sekolah tersebut mematuhi “nilai-nilai republik”.
Pada Selasa (12/12/2023), kelas-kelas di sekolah dimulai kembali setelah beberapa hari terhenti.
(Susi Susanti)