Setelah menjadi adipati atau bupati, Surawiraaji memperkenalkan dirinya sebagai Surapati sebagai bukti pengabdiannya untuk Mataram. Sejak saat itu pula dirinya dikenal dengan nama Untung Surapati.
Selama melawan penjajah Belanda, Untung Surapati dibantu oleh Kerajaan Cirebon dan Kerajaan Mataram. Dua kerajaan memberinya banyak pasukan lengkap dengan persenjataan yang cukup mumpuni.
Tercatat Untung Surapati menjadi adipati Pasuruan selama 20 tahun, yakni pada kurun waktu tahun 1668 hingga 1704. Selama masa kepemimpinannya, ia berhasil memajukan perekonomian di Pasuruan dengan menjadikan wilayah ini sebagai pusat perdagangan.
Untung Surapati kemudian gugur pada perang yang terjadi di Bangil pada tahun 1706. Banyak yang percaya jika dirinya disemayamkan di sebuah petilasan di daerah Mancilan Pohjentrek, Pasuruan.
Selepas gugurnya, perjuangan Untung Surapati kemudian dilanjutkan oleh putra-putranya yang tak kalah gagah berani dari dirinya.
(Rina Anggraeni)