Dia mengklaim mendapat banyak respon positif atas peluncuran buku ini. Hal demikian menunjukkan kuatnya tekad masyarakat guna penyelesaian kasus hukum pelanggaran HAM masa lalu.
"Rekam jejak seorang pemimpin itu harus dilihat. Dia dahulunya pernah melakukan apa? bagaimana perilakunya? apakah penuh darah? apakah pernah melakukan tindak pelanggaran HAM? apa punya track record buruk berupa pemecatan dalam ketentaraan? itu kan masyarakat harus tahu," katanya.
Buya Azwar berharap bukunya menjadi lentera baru dalam mengingatkan masa-masa kelam yang telah dilalui Bangsa Indonesia. Kata dia, secara pribadi dirinya tak rela jika Indonesia dipimpin kembali oleh mereka yang terlibat dalam kejahatan kemanusiaan masa lalu.