MOSKOW - Hubungan antara Rusia dan Arab Saudi dilaporkan sebagai merupakan hubungan bilateral yang baik hingga saat ini. Kedua negara ini merupakan dua kekuatan utama dalam produksi minyak bumi, menyumbang seperempat dari total produksi minyak mentah dunia.
Dalam kunjungannya ke Arab Saudi awal bulan ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa tidak ada yang dapat menghentikan perkembangan hubungan antara kedua negara. Pada pertemuan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) di Riyadh, Putin menyatakan bahwa hubungan antara kedua negara ini dalam bidang politik, ekonomi, dan kemanusiaan sangat stabil dan baik selama tujuh tahun terakhir.
Putin menekankan pentingnya pertukaran informasi dan penilaian mengenai situasi di kawasan tersebut, dan menganggap pertemuan tersebut sebagai sesuatu yang tepat pada waktunya. Dia juga mengatakan telah mengundang MBS ke Rusia dan kunjungan sang putra mahkota ke Moskow telah direncanakan meski kemungkinan masih akan mengalami penyesuaian.
Sementara itu MBS menggambarkan Putin sebagai "tamu istimewa" di kerajaannya, mengingat adanya banyak "kepentingan yang sama" antara Rusia dan Arab Saudi.
Adanya kebersamaan dalam upaya untuk mencapai "stabilitas dan pembangunan baik di seluruh dunia maupun di Timur Tengah" juga menambah spesial hubungan antara Rusia dan Arab Saudi.
MBS menyatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir, keduanya telah mencapai hasil luar biasa dalam kerja sama bilateral, terutama di sektor energi, pertanian, perdagangan, investasi, dan bidang lainnya.
Hubungan antara Rusia dan Arab Saudi semakin berkembang di bawah Putra Mahkota Saudi, dengan kedua negara sepakat untuk menyesuaikan keputusannya dalam bidang ekspor minyak. Rusia saat ini merupakan eksportir utama bahan bakar olahan ke Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah lainnya.
Setelah Invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Arab Saudi juga meningkatkan investasi dalam perusahaan energi Rusia. Tidak hanya itu, hubungan mereka juga terjalin sebagai pemimpin kelompok negara-negara pengekspor minyak (OPEC).
(Rahman Asmardika)