Secara umum diyakini bahwa kedatangan ikan tersebut adalah akibat dari pelanggaran terhadap peternakan ikan paiche di Peru, tempat asal ikan tersebut. Dari sana, mereka menyebar ke sungai-sungai Bolivia.
Fernando Carvajal adalah seorang ahli biologi dan ahli paiche. Dia mengatakan mereka adalah spesies yang rakus.
“Selama tahun-tahun pertama kehidupannya, paiche tumbuh dengan kecepatan 10 kg per tahun. Itu berarti paiche makan banyak ikan,” ujarnya.
Berbeda dengan ikan predator lain seperti piranha, ikan ini hanya memiliki gigi kecil dan tidak terlalu tajam.
Namun hal ini tidak menghentikan mereka untuk memakan piranha dan sejumlah ikan lainnya, serta tumbuhan, moluska, dan burung. ‘Bak’ penyedot debu raksasa, ikan ini melahap semua yang ada di depannya.
Hal ini juga menakuti ikan mana pun yang mencoba memakan anak paiche.
Carvajal mengatakan tidak ada data pasti mengenai dampak paiche, namun ia mengatakan secara anekdot, para nelayan melaporkan bahwa jumlah beberapa spesies asli semakin berkurang.
“Dalam satu atau dua dekade mendatang, paiche akan menyebar ke seluruh wilayah potensial dimana spesies ini dapat hidup,” ungkapnya.
“Kita tahu bahwa di seluruh dunia, sebagian besar kasus invasif berdampak buruk bagi alam. Spesies invasif dianggap sebagai penyebab terbesar kedua hilangnya keanekaragaman hayati setelah perusakan habitat,” lanjutya.
Namun, bagi nelayan setempat, kedatangan paiche merupakan suatu anugerah. Parum mengatakan awalnya mereka takut akan hal ini, tidak butuh waktu lama bagi para nelayan untuk menyadari potensinya.