JAKARTA - Dewan Penasihat TPN Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid, menghadiri podcast yang digelar Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Sandiaga Uno di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (28/12/2023). Dalam kesempatan itu, Yenny menjelaskan legacy-legacy dari Presiden pertama RI hingga saat ini.
"Banyak legacy dari para pemimpin kita yang harus dilanjutkan oleh pemimpin ke depannya," ujar Yenny di lokasi, Kamis (28/12/2023).
Menurutnya, Presiden pertama RI, Soekarno memiliki legacy luar biasa lantaran telah memimpin Indonesia dari masa transisi, yakni dari orang terjajah menjadi bangsa merdeka. Hal itu dilakukan Soekarno dengan kepemimpinan revolusioner dan bertumpu pada perjuangan, baik diplomatik maupun fisik.
"Pak Harto (Presiden RI Kedua, Soeharto), memberikan kontribusi untuk negara kita. Negara baru merdeka, masih minus pertumbuhan ekonominya, lalu beliau menghire ahli-ahli ekonomi sehingga pertumbuhan ekonominya menjadi 2 digit waktu itu, karena mulainya nol, kira-kira gitu yah, dan mulai membangun infrastruktur dasar Indonesia," tuturnya.
Lantas, kata dia, Presiden RI Ketiga, BJ Habibie memberikan kontribusi besar pada Indonesia dari segi teknologi. Beliau merasa, jika Indonesia mau besar, harus bertumpu pada tekonologi.
"Gus Dur (Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid-red) meletakkan fondasi tentang demokrasi, tentang toleransi, bahkan membuka Istana untuk semua masyarakat," katanya.
Lantas, paparnya, Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri banyak menguatkan dan mengukuhkan instansi dan pranata demokrasi di Indonesia. Misalnya, KPK yang dikukuhkan namanya. Pada zaman Gus Dur, KPK masih menjadi sebuah badan.
Begitu juga Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meletakkan stabilitas di Indonesia, mulai dari ekonomi hingga stabilitas antara sipil dan militer.
"Lalu Pak Jokowi (Presiden RI saat ini, Joko Widodo), mulai dari pembangunan infrastruktur, kemandirian ekonomi, lalu hilirisasi. Itu prestasi luar biasa," ucapnya.
Yenny menambahkan, semua legacy dari para pemimpin Indonesia tersebut sejatinya harus diteruskan oleh pemimpin Indonesia berikutnya. Apalagi, saat ini dibutuhkan penegasan dalam hal penegakan hukum.
"Nah legacy-legacy ini harus diteruskan. Yang bisa meneruskan adalah orang yang menurut saya, kita ke depan kebutuhan apa sih, kan harus dilihat dari situ dahulu. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah suatu negara hukum, bawa investor dari mana-mana, dari seluruh dunia, kalau penegakan hukumnya tak jelas?" katanya.
(Erha Aprili Ramadhoni)