Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perwira Angkatan Laut AS Dipenjara karena Sebarkan Informasi Militer yang Sensitif ke China

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 10 Januari 2024 |15:19 WIB
Perwira Angkatan Laut AS Dipenjara karena Sebarkan Informasi Militer yang Sensitif ke China
Pelaut Angkatan Laut AS dipenjara karena sebarkan informasi militer yang sensitif ke China (Foto: BOL News)
A
A
A

CHINA – Seorang pelaut Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang mengaku memberikan informasi militer sensitif ke China atau Tiongkok telah dipenjara lebih dari dua tahun.

Wenheng Zhao, 26 tahun, mengaku bersalah pada Oktober tahun lalu karena memberikan informasi kepada intelijen Tiongkok untuk tujuan suap.

Zhao adalah seorang perwira yang bekerja di pangkalan angkatan laut California.

Dia menyampaikan informasi tentang latihan militer, perintah operasional, dan infrastruktur penting dari tahun 2021 hingga 2023.

Secara khusus, ia memberikan informasi tentang latihan skala besar Angkatan Laut AS di kawasan Indo-Pasifik, serta diagram kelistrikan dan cetak biru sistem radar yang berlokasi di pangkalan AS di pulau Okinawa, Jepang.

Pangkalan Angkatan Laut AS di Okinawa sangat penting bagi operasinya di Asia. AS telah menjadikan apa yang mereka sebut sebagai kawasan “Indo-Pasifik” sebagai prioritas keamanan utama, dan dalam beberapa tahun terakhir telah berupaya memperkuat aliansi di sana untuk melawan kehadiran militer Tiongkok yang semakin meningkat.

Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah memperluas latihan angkatan laut yang dilakukannya dengan sekutu di wilayah tersebut. Namun, pihak berwenang AS tidak memberikan indikasi bahwa informasi mengenai latihan angkatan laut negara lain telah dibobol.

Departemen Kehakiman AS mengatakan Zhao, yang memiliki izin keamanan dan bekerja di Pangkalan Angkatan Laut Ventura County di Port Hueneme, secara khusus memasuki instalasi militer dan angkatan laut yang dibatasi untuk mengumpulkan dan mencatat informasi.

Dia juga menggunakan metode komunikasi terenkripsi yang canggih untuk menyampaikan informasi, menghancurkan bukti dan menyembunyikan hubungannya dengan mata-mata Tiongkok.

Dia menerima setidaknya 14 suap terpisah antara Agustus 2021- Mei 2023, dengan total setidaknya USD14.866.

Zhao adalah warga negara AS yang dinaturalisasi dan lahir di Tiongkok. Dia berimigrasi ke AS pada 2009, menjadi warga negara pada 2012 dan mendaftar di angkatan laut lima tahun kemudian.

Dia ditangkap pada Agustus lalu di California dan mengaku bersalah atas tuduhan mata-mata pada Oktober lalu.

Pada Senin (8/1/2024), pengadilan distrik California menjatuhkan hukuman 27 bulan penjara kepadanya. Dia terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Tidak ada laporan mengenai komentarnya. Pihak berwenang juga belum memberikan informasi mengenai motivasi pengkhianatannya, selain alasan keuangan.

Pada Oktober tahun lalu, setelah pengakuan bersalah Zhao, Asisten Jaksa Agung Departemen Kehakiman AS Matthew Olsen mengatakan badan intelijen Tiongkok secara aktif menargetkan pemegang izin di kalangan militer, berusaha membujuk mereka dengan uang untuk memberikan informasi sensitif kepada pemerintah.

Pada Senin (8/1/2024) dia mengulangi peringatan itu.

“Tuan Zhao mengkhianati sumpahnya yang sungguh-sungguh untuk membela negaranya dan membahayakan mereka yang bertugas di militer AS,” katanya.

Olsen menambahkan bahwa pihak berwenang AS berkomitmen untuk melawan upaya pemerintah Tiongkok yang "merusak keamanan negara kita".

Anggota Angkatan Laut AS lainnya juga ditangkap tahun lalu, sekitar waktu yang sama dengan Zhao, dan didakwa melakukan pelanggaran mata-mata. Jinchao Wei, 22 tahun, seorang warga negara AS yang dinaturalisasi, dituduh berkonspirasi untuk mengirimkan informasi pertahanan nasional kepada agen Tiongkok.

Wei pernah bertugas di kapal serbu amfibi USS Essex dan dituduh menyerahkan lusinan dokumen, foto, dan video yang merinci pengoperasian kapal dan sistemnya ke Tiongkok.

Tidak jelas apakah agen Tiongkok yang sama diduga telah menghubungi kedua pria tersebut.

Kedutaan Besar Tiongkok di Washington pada Senin (8/1/2024) mengatakan pihaknya tidak mengetahui rincian kasus Zhao. Mereka menuduh pemerintah AS dan media membesar-besarkan kasus spionase, yang banyak di antaranya disebut-sebut didasarkan pada tuduhan yang tidak berdasar.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement