MEDELLIN - Tanah longsor yang melanda wilayah di barat laut Kolombia telah menewaskan setidaknya 33 orang, sebagian besar anak-anak. Sebanyak 19 orang lainnya terluka, sementara operasi penyelamatan korban masih berlangsung.
Tanah longsor telah menutup jalan yang menghubungkan kota Medellín dan Quibdo sehingga orang-orang meninggalkan mobil mereka dan berlindung di dalam rumah, kata seorang pejabat sebagaimana dilansir BBC.
Tanah longsor kembali terjadi, mengubur mereka dan beberapa kendaraan.
Presiden Kolombia Gustavo Preto telah menjanjikan “semua bantuan tersedia” untuk wilayah Choco.
Longsor terjadi di dekat komunitas Carmen de Atrato, kata seorang pejabat setempat.
Sebanyak 60 orang mengungsi di dekat persimpangan jalan. Rumah itu penuh dengan perempuan dan anak-anak kecil, kata seorang pria yang selamat dari kejadian tersebut kepada media lokal.
Memilih untuk berbicara secara anonim kepada surat kabar El Tiempo, dia mengatakan sosis dan pisang goreng telah ditawarkan kepada mereka yang masuk ke dalam gedung setelah hujan lebat.
Namun kemudian, dalam hitungan detik, tanah longsor menyapu rumah dan mobil di sekitarnya.
Dalam postingan di X, Wakil Presiden Francia Márquez Mina mengatakan lembaga bantuan, pemerintah daerah, polisi dan tentara semuanya telah dikerahkan untuk mendukung upaya pencarian dan penyelamatan di provinsi Choco.
Tragedi ini telah mengguncang negara Amerika Selatan, dengan liputan media yang menyeluruh dan banyak yang mengungkapkan keterkejutan dan belasungkawa di media sosial.
Daerah di provinsi Choco, yang berbatasan dengan Samudera Pasifik, berhutan lebat dan dilanda curah hujan yang signifikan pada Jumat, (12/1/2024) dan Sabtu, (13/1/2024).
Walikota setempat mengatakan pada Sabtu bahwa beberapa orang masih terjebak oleh puing-puing.
Gambar di media sosial dan saluran televisi menunjukkan mobil-mobil hancur dan sebagian terkubur lumpur dan bebatuan yang berjatuhan.
Meskipun Kolombia saat ini sedang mengalami masa kekeringan, Institut Hidrologi, Meteorologi dan Kajian Lingkungan Hidup di negara tersebut sebelumnya telah memperingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh hujan lebat di wilayah yang berbatasan dengan Pasifik dan hutan hujan Amazon.
(Rahman Asmardika)