JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah (Ketua DP) Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo menyatakan, bahwa demokrasi Pancasila harus selalu ditegakkan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Hal itu disampaikannya pada Seminar Peduli Bangsa dengan tema "Jemaat yang Berperan dan Berhikmat dalam Menyambut Pemilu 2024" di Gereja Kristus Ketapang, Jakarta, pada Sabtu 20 Januari 2024.
Benny, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa fenomena di dunia politik Indonesia saat ini cukup mengkhawatirkan.
"Jelas, dengan putusan MK dan kemudian MKMK, terlihat jelas sistem dan proses demokrasi yang sudah susah-susah dibangun semenjak runtuhnya orde baru, mulai dirusak. Ini yang harus disadari oleh kita semua," seru Benny dalam keterangannya.
Dia pun mengangkat bagaimana kekuasaan otoriter kembali berkuasa, terutama di Filipina.
"Bongbong Marcos contohnya, bagaimana kemudian kekuasaan otoriter yang dimpimpin bapaknya digambarkan sebagai masa kejayaan, masa keemasan, dari Filipina. Masyarakat melupakan bagaimana perjuangan berat masyarakat Filipina dulu melepaskan dari pemerintahan otoriter Marcos Senior, lupa sejarah negaranya sendiri," tegasnya.
"Dan sekarang yang terjadi di kita, sistem dirusak. Politik dinasti dengan merusak sistem yang sudah tertata, ini menjadi masalah yang harusnya kita pedulikan. Ini monopoli, oligarki, nepotisme, sampai dirusak peraturan kita. Ini berlawanan, jelas berlawanan, dengan Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya," bebernya.