Pakar komunikasi politik ini pun menyerukan bahwa demokrasi berlandaskan Pancasila harus diselamatkan.
"Kita selamatkan demokrasi Pancasila, dengan teguh berpegang pada sistem konstitusi itu sendiri. Jika politik dinasti ini kita diamkan, akan sulit diatasi. Saya tahu ini membuat kita berada di posisi yang tidak mudah, tapi kita harus bisa membangun demokrasi yang sehat," ujarnya.
Benny juga menyatakan, bahwa kehancuran sistem dan proses demokrasi, yang sekarang Indonesia sangat besar bisa hadapi kemudian, akan mengganggu stabilitas.
"Investor banyak yang diam dan tidak banyak melakukan hal-hal, mereka menunggu, ini bisa jadi masalah. Kita, masyarakat, harus sadar, bahwa politik mempengaruhi hampir semua aspek dalam berbangsa dan bernegara. Kalau ekonomi hancur, kesejahteraan juga hancur. Ini nilai keadilan sosial juga jadi semakin jauh terlaksana," tuturnya.
Ia menambahkan, bahwa yang bisa dilakukan sekarang oleh peserta adalah menjadi masyarakat yang cerdas politik.
"Saya mengajak kita semua disini untuk menjadi masyarakat yang cerdas. Jangan mudah termakan emosi sesaat, tetapi tetap berpikir rasional. Cari tahu semua calon yang ada, rekam jejaknya, prestasinya, kelemahannya; yang penting, dan saya mengutip Romo Magnis, pilihlah yang terbaik dari yang terburuk. Dan satu lagi, ajak, didik, dan diskusilah dengan pemilih pemula. Mereka sangat butuh panduan dan 'teman' untuk berbicara. Mereka perlu kita bantu untuk mengenal sejarah, mengenal berpikir kritis, dan bijak membaca media sosial serta memilah mana influence yang baik atau yang buruk," tuturnya.
"Pancasila itu disahkan di konstitusi, dan itu kesepakatan bersama. Demokrasi di Indonesia harus berdasarkan Pancasila dan nilai-nilai di dalamnya. Ini juga yang harus kita kerjakan dan ajarkan kepada generasi muda kita," sambungnya.
Benny pun menutup dengan sebuah pernyataan.
"Saya tahu saat ini saat yang sulit, tetapi kiranya Tuhan bersama kita, sehingga yang terbaik yang terjadi bagi bangsa Indonesia, karena saya tahu, tidak ada satupun diantara kita yang menginginkan Indonesia gagal. Mari, jadi pemilih yang kritis, demi menjaga demokrasi berlandaskan Pancasila," pungkasnya.
(Awaludin)