JAKARTA - Belakangan ini muncul asumsi bahwa media sosial mempromosikan satu kandidat atau partai politik tertentu daripada yang lain. Karena banyak pengguna merasa konten mengenai salah satu paslon sering muncul di 'Feed' mereka.
Pihak TikTok sebelumnya pernah menjelaskan bahwa caranya merekomendasikan suatu konten tidak berpihak. Sistem rekomendasi TikTok justru bekerja berdasarkan preferensi dan interaksi pengguna.
Artinya, video-video yang muncul di laman Untuk Anda (For You Page/FYP) pengguna TikTok direkomendasikan karena pengguna tersebut telah berinteraksi dengan konten-konten serupa sebelumnya.
Head of Communications, TikTok Indonesia, Anggini Setiawan mengatakan, bahwa interaksi pengguna menjadi faktor utama dalam menentukan FYP. Saat pertama kali membuat akun, pengguna diminta mengenai minat mereka, dan interaksi pengguna di platform dijadikan parameter penting. Penjelasan ini pernah disampaikan dalam acara jumpa rekan wartawan di Jakarta, setahun silam.
Oleh karenanya, jika pengguna ingin melihat lebih banyak atau sedikit konten dari suatu paslon atau topik, pengguna bisa menggunakan sejumlah fitur yang disediakan oleh TikTok untuk mengendalikan konten yang tampil di laman FYP mereka antara lain menekan tombol "Tidak Tertarik" untuk mengurangi konten yang tidak sesuai; menyaring kata kunci untuk memblokir konten tertentu muncul di FYP; atau me-refresh FYP dari awal lagi. TikTok menyiapkan fitur ini apabila pengguna merasa konten-konten yang muncul di FYP sudah tidak sesuai dengan preferensi mereka.
Hal serupa juga disampaikan oleh Faris Mufid, Goverment Relation and Public Policy, TikTok Indonesia melalui acara media TikTok secara virtual pada Kamis (14/12/2023).
Selain menyediakan berbagai fitur untuk membantu pengguna mengendalikan laman FYP mereka, TikTok juga memiliki tim moderasi yang tidak hanya mengandalkan mesin, tetapi juga tenaga manusia. Anggini menyampaikan bahwa 8% dari 40.000 moderator TikTok di seluruh dunia memonitor konten berbahasa Indonesia untuk menegakkan Panduan Komunitas TikTok, termasuk menghapus misinformasi berbahaya seputar Pemilu.
Selain itu, seperti yang dilansir dari postingan terbaru dari Ruang Berita resminya, TikTok menyatakan komitmennya untuk melindungi integritas Pemilu 2024 melalui kerja sama dengan para mitra, proses moderasi yang ketat, serta fitur keamanan yang tersedia di dalam aplikasi.
TikTok sebelumnya mengumumkan kerja sama dengan KPU dan Bawaslu RI untuk meluncurkan Pusat Panduan Pemilu 2024, sebuah laman khusus dalam aplikasi yang menyediakan informasi kredibel dan otoritatif seputar penyelenggaraan Pemilu 2024. TikTok juga menggandeng organisasi sipil seperti Mafindo dan Perludem sebagai mitra pengecek fakta untuk membantu menangkal misinformasi dan hoaks, khususnya terkait pemilu.
Segala upaya TikTok untuk melindungi integritas Pemilu dibalut dalam kampanye bertajuk #SalingJaga, yang mengajak pengguna untuk ikut aktif melindungi satu sama lain dari bahaya misinformasi.
TikTok juga mengajak pengguna dan masyarakat luas agar tidak hanya memahami cara kerja platform pilihan mereka, tapi juga bijak dalam bersosial media untuk menciptakan ruang diskusi daring yang aman dan nyaman, dan tentunya, bebas dari misinformasi.
(Fahmi Firdaus )